25 in 25

Tepat tanggal 25 maret lalu umur saya merangkak ke angka 25 tahun. 25 in 25 :D Ada beberapa kejutan hari itu, dari orangtua saya yang datang tiba-tiba membawa kue ulang tahun, feel like i'm still their little girl :) sampai hadiah tak terduga dari Ayah hehe..


Alhamdulillah, dan hadiah terindah itu adalah iman ini yang masih melekat di dada, semoga selamanya. Dan, hadiah terindah itu adalah mereka :) orangtuaku, papa mama mertua, seorang suami luar biasa (words can't tell how much i love you), dan tentu saja, calon jundi yang tengah berproses menjadi insan di rahim saya. Semoga menjadi pejuang sholih/ah yang mengabdi pada agama dan ummat ini :) aamiin..


Segala puji bagi-Mu yaa Rahman, semoga sisa usia ini penuh karya.


"fawats tsiqillahumma raabithatahaa.."

10 “Jangan” Dalam Memberi Nama Anak

Nama merupakan Modal Awal, label, wadah, dan peluang (Wahyudin, Maa, Aku Bisa). Termasuk juga Nama Panggilan. Tidak jarang namanya sudah bagus, eh panggilannya malah sembarangan. Contoh : karena si anak gemuk dan chubby si orangtua memanggil dengan panggilan Gendon, sehingga orang-orang sekitarnya pun memanggil demikian. Singkat cerita sang anak tidak suka sehingga membawa pengaruh buruk pada prilaku sang anak. Niatnya panggilan sayang tanpa sadar malah merusak. Padahal nama asli sang anak Hidayatullah :D (Ust. Fauzil Adhim, Positive Parenting)


Nama saja tidak cukup, harus ada karakter khusus (Brand Image) yang kita berikan pada anak-anak kita. Misalnya Pintar, pemberani, calon penulis hebat, atau calon ilmuwan hebat, dan lain-lain. Brand image ini sebenarnya dibahas lumayan panjang dalam buku yang sedang saya pegang saat ini, judulnya “Maa, Aku Bisa” karya Pak Wahyudin. Mungkin dilain kesempatan bisa dibahas. Akan lebih baik jika kita mengetahui modal awalnya dulu, Nama.


Berikut 10 larangan dalam memberi nama yang saya ringkas dari buku Pak Wahyudin, semoga bisa menjadi bekal kita sebagai orangtua ketika memberi nama anak-anak kita kelak.


1. Jangan memberi nama anak kita dengan nama-nama Allah yang memang khusus untuk-Nya. Yaitu nama-nama ketuhanan yang patut disembah (uluhiyyah) seperti misalnya, Malikul Amlak (Raja Diraja), al-Khaliq (Maha Pencipta), al-Ahad (Maha Esa), al-Baqi (Maha Kekal), al-Muqtadir (Maha Berkuasa), Al-Qadir (Maha Kuasa), al-Mutakabbir (Maha Angkuh), al-Malik (Maha Raja), dan al-Khabir (Maha Mengetahui).


Kalau kita ingin menggunakan nama-nama itu harus memakai kata ‘abdu (hamba). Misalnya, ‘Abdullah (Hamba Allah), ‘Abdul Malik (Hamba dari Dzat yang Maha Menguasai), ‘Abdul Qadir (Hamba dari Dzat yang Maha Kuasa).


2. Jangan memberi nama anak kita dengan nama-nama Allah yang menunjuk bahwa sifat atau perbuatan itu hanya dapat dilakukan oleh Allah semata. Misal, ar-Rahman (Maha Penyayang), as-Somad (Tempat bergantung dan memohon), as-Salam (Maha Pemberi Ketentraman), ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki), al-Qabid (Maha Penahan dan Pemegang), al-Basit (Maha Pelepas), dan al-Wali (Maha Pelindung).


Kalau kita ingin menggunakan nama tersebut harus menempuh langkah seperti butir sebelumnya, menggunakan kata ‘abdu (hamba). Tetapi untuk nama Allah butir kedua ini agak lunak. Artinya, kalau kita tahu persis bahwa nama-nama Allah yang  kita maksud tersebut bersifat akhlaqi, yaitu mengandung sifat-sifat yang layak kita contoh, maka kita tidak diharuskan memakai kata ‘abdu. Sebagai contoh misalnya, Syakur, Lathif, dan Rasyid.


Namun hemat penulis, akan lebih baik sekiranya tetap menggunakan kata ‘abdu.


3. Dalam memberi nama anak kita, jangan mengikuti kata ‘abdu dengan nama-nama selain Allah, karena dapat membawa kita menghamba pada selain Allah. Contoh nama ‘abdu yang diikuti selain nama Allah, ‘Abdul ‘Uzza dan ‘Abdun Nabi. Contoh nama-nama yang menggunakan kata ‘abdu yang seolah-olah diikuti nama Allah : ‘Abdul Maqsud, ‘Abdul Satar, dan ‘Abdul Maujud.


4. Jangan memberi nama anak kita dengan nama-nama golongan Yahudi, Nasrani, Majusi, dan golongan kafir lainnya yang menjadi musuh Islam.


Contoh : George, David, Geozev, Yara, Diana, Gokalin, Indara, Jeklin, Goli, Suzan, Vali, Victoria, Kloria, Lara, Linda, Maya, Manolia, Haidi, Mardat, Jaudat, Haqi, Syirhan, Syirin, dan Nifin.


5. Jangan memberi nama anak kita dengan nama-nama diktator dan tiran atau orang-orang yang sehaluan dengan mereka. Juga, jangan memberi nama-nama anak kita dengan nama-nama yang jahat (terlebih lagi yang dikutuk oleh Allah). Misalnya, Fir’aun, Haman, Qarun, Abu Lahab, Marx, Lenin, Stalin, Freud, Bush, Ariel Sharon.


6. Jangan memberi nama anak-anak kita dengan kata-kata yang tidak memiliki makna, misalnya, Zozo, Fifi, dan Mimi. Kata-kata itu sekedar indah (karena diperindah dengan aliterasi dan asonansi), tetapi tidak memiliki makna.


Sebaliknya kata-kata penguat aqidah sangat dianjurkan untuk dihadiahkan sebagai nama anak-anak kita. Contoh : Mukminin (orang yang beriman), Zuhdi (Zuhud), Iffah (menjaga harga diri), Nasih (setia, tulus, loyal, ikhlas), dan Munbats (Bangkit).


7. Jangan memberi nama anak-anak kita dengan kata-kata yang terlarang oleh adab kesopanan dan perasaan, bermakna pesimisme, patah arang, putus asa, kehilangan harapan hidup, dan tidak yakin akan masa depan. Contoh : Harb (Perang, Pertikaian), Hazn (sedih, susah, muram), Murrah (pahit), Mutadji (yang berbaring lemah, orang yang tidur miring), Himar (Keledai), dan Kalb (Anjing).


8. Jangan memberi nama anak-anak kita dengan kata-kata yang mudah lekang, lekas sirna, melemahkan jiwa anak, serta menimbulkan tertawaan dan ejekan. Misalnya, Syuhat (timbil), Fulful (Cabe), Khaisyah (karung), Jahsy (rusa), Baghal (keledai kecil), dan Fujul (Buah lobak).


9. Jangan memberi nama anak-anak kita dengan kata-kata yang bermakna rendah, hina, porno, menodai rasa malu, serta bermakna cinta membara. Misalnya : cebol, benjol, Hayyam (tergila-gila dalam cinta), Wassal (makelar), Syadiyah (penyanyi), Hiyam (sangat dahaga), Haifa (kecil perutnya), Ahlam (Impian kosong), Ghadab (marah).


10. Jangan memberi nama anak kita dengan kata Muhammad dengan menyatukan gelarnya, Nabi Muhammad saw. Termasul gelar beliau misalnya, ‘Abdul Qasim. Juga jangan memberi nama anak dengan kata-kata yang tidak disenangi oleh Nabi, misalnya : Najih, Nafi’, Aflah, dan Robah.


Demikianlah 10 “jangan” yang perlu kita perhatikan dalam pemberian nama anak.


Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah. Apakah hak anakku ini atasku?” Rasulullah menjawab, “Membaguskan namanya, memperbaiki adabnya, dan menempatkan pada posisi yang baik.” (hr. at-Tabrani)

Burger Tempe

Dapet resep kreatif dari sini >> Agenda Muslimah, Berbagi dengan Sahabat Muslimah
Happy trying :)

Bahan untuk membuat Tempe Burger:
4 lembar roti tawar, rendam dalam sedikit air, haluskan.
200 gr tempe, haluskan.
50 gr tepung terigu
1 butir telur
1/2 sdt garam
1/4 sdt merica
1/4 sdt pala bubuk
4 sdm margarin

Pelengkap:
Roti bun (roti burger) siap pakai
saus tomat
sambal botol tomat
ketimun
selada

Cara membuat:
1. Campur tempe, tepung terigu, dan roti tawar, aduk hingga rata.
2. Masukkan telur dan bumbu, aduk hingga rata.
3. Bagilah menjadi 4 bagian, dan bentuk bulat pipih.
4. Panaskan margarin, lalu goreng burger tempe hingga matang dan berwarna kuning kecokelatan.
5. Sajikan dalam roti, tambahkan saus tomat dan sambal botol, hias dengan tomat iris, ketimun dan daun selada

Untuk: 4 porsi

sumber : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=184633961643334&set=a.174268369346560.30983.174250539348343&type=1&theater

Enak Tanpa Penyedap?

ImageSejak nikah jadi rada selektif milih makanan, apalagi kalo berkaitan dengan bumbu dapur instant, terutama penyedap. Selama ini saya termasuk emak-emak yang ga pake penyedap kalo masak. Alhamdulillah suami (include me) sudah mulai terbiasa. Kalo menurut suami sih, itu tergantung kebiasaan. Menurut beliau lagi, persentase penyedap mempengaruhi keenakan masakan memang tinggi, menurut hitung-hitungannya bisa sampai 30% ehehe…


Untuk alternatifnya, beberapa bulan belakangan saya tukar dengan bumbu kaldu non-msg yang sekarang ini lagi marak beredar di pasaran. Tapi saya pribadi lebih “merasa aman” ga pake penyedap. Jadi untuk beberapa jenis makanan saja yang kadang saya tambahkan.


Terkait MSG (Monosodium Glutamate), saya banyak baca-baca juga referensi-referensi yang beredar, dari yang pro sampai yang kontra, rasa-rasanya bertabur ya di dunia maya artikel-artikel sejenis. Ternyata banyak juga komentar-komentar yang berisi pengakuan “ga pede kalo masak ga pake penyedap”. Saya juga ga expert untuk menjelaskan lebih mendalam tentang MSG or not. Akhirnya ambil kesimpulan, ya udah deh daripada ragu mending ga usah pake hehehe…


Setelah saya coba telusuri, dari dokumenter, artikel, sampai buku, ternyata kunci “enak” itu terletak pada cara mengolah, variasi bumbu, dan kualitas bahan makanan (alami). Satu lagi, laper hehe…


Saya dan suami pernah nonton mengenai kesederhanaan pengolahan masakan masyarakat Tuscany di channel NatGeo. Disebut sederhana karena masyarakat Tuscany mengolah makanannya dengan bumbu dan cara yang sangat sederhanaaa sekali. Tapi kok masakan mereka tetep enak ya. Ternyata kuncinya ada pada kualitas bahan makanan dan cara mengolahnya.


Ikan yang mereka olah adalah ikan yang segar, baru dipancing di laut langsung dipanggang “cuma dengan” kombinasi 2 bahan saja, minyak zaitun dan daun rosemary. How simple but delicious! Ngliat mereka manggang berasa sampe kesini asap nya, asapnya doank T.T


Begitu juga dengan manggang daging sapi. Daging sapi yang mereka panggang bener-bener daging sapi segar. Dan bumbunya? GA ADA. Iya! Mereka ga pake bumbu. Saya sampe bertanya-tanya, gimana caranya enak kalo ga pake bumbu. Rahasianya ada pada cara pengolahannya, dari cara bolak-baliknya, ukuran waktunya, dll.


Pasti tau Negara Islandia ya. Negara ini terkenal dengan gunung-gunung berapi mereka yang aktif. Mau tau ga salah satu makanan terkenal mereka apa? Roti Gandum yang dipanggang di sekitar gunung berapi! Cara manggangnya, roti gandum ditimbun di dalam tanah sekitar gunung berapi yang memang panas. How cool T.T


Contoh sederhananya lagi adalah sotong. Sotong itu ga perlu penyedap apa-apa loh sodara-sodari. Karena memang sudah ada kandungan dari tubuhnya yang membuat si sotong kalo dimasak jadi gurih.


Yang paling enak itu memang yang alami ya ternyata. Jadi untuk beberapa bulan ini saya sedang “berlatih” untuk menerapkannya, yah walaupun masih belajar. Dari buat kaldu ayam sendiri sampe menyiasati sayur bening. Agak ribet sih, kudu rajin, tapi itu tergantung kebiasaan kan ya.


Beberapa tips sederhana saya dapet dari keluarga, restoran, dan temen-temen halaqah. Ceritanya pas buka puasa bersama tahun lalu saya lagi nyari-nyari cara “gimana biar enak tanpa penyedap?” Nanya-nanya sama mba-mba yang lain, hampir mayoritas pake penyedap. Tapi Alhamdulillah, ada juga yang seide.


Menurut si Mba', untuk mengganti penyedap bisa dengan menambah kuantitas bahan dasar, terutama BAWANG PUTIH dan MERAH. Nah, untuk yang ini saya bisa aplikasikan pada sayur bening, sayur tumis, atau masakan berkuah dan tumisan lainnya.


Dari restoran. Iseng kemarin nyobain rumah makan baru di salah satu mall di Batam. Mesen sayur bayam bening. Testing ceritanya. Soalnya favorit suami dan saya. Eh, nemu yang beda. Selain bumbu dasar lain, si penjual juga menambahkan JAHE dan LENGKUAS di sayurnya. Enak juga.


Kalo dari keluarga, sayur bening bisa dicampur beberapa batang daun KEMANGI. Yang ini favorit saya. Simple. Tapi simple semua kok caranya. Kalo kaldu saya lebih milih buat sendiri, kecuali lagi males hehehe… memang butuh perjuangan ya membuang kebiasaan lama (_ _!)


Kalo ada tips-tips yang lain tambahin yaaa akhwati fillah :) sharing-sharing. Semoga kita bisa mengaplikasikan cara-cara sehat mengolah makanan dalam keluarga kita. We start in our own family first. Happy trying! :)

Mackerel Fish Fillet (Fillet Ikan Kembung Sarden)

ImageMy new creation :) Resep bumbunya aku dapet dari Mama mertua tercinta. Sebenernya resep Sate Ikan Kembung. Tapi dipake buat ikan fillet ternyata oke juga.


Bahan utama :


-          Ikan Kembung Sarden (Mackerel) segar 1 kg


-          Cuci bersih, kemudian pencet-pencet lembut biar dagingnya agak lunak. Jadi bisa dikeluarin dengan mudah


-          Belah ikan satu per satu. Keluarin tulangnya terlebih dahulu. Kemudia kerok deh dagingnya. insyaAllah gampang kok.


-          Siapkan wadah untuk daging ikan yang sudah dikeluarkan.


Bahan Bumbu :


-          6 siung Bawang putih, dihaluskan bersama 4 buah Cabe Merah, Garam dan Penyedap secukupnya (aku pake penyedap al-sultan non-MSG)


-          Daun Seledri 2 Batang, cincang kasar


-          Daun bawang 1 Batang, cincang kasar


Untuk celupannya :


-          1 butir telur


How to :


-          Campur seluruh bahan bumbu dengan daging ikan. Aduk rata dengan tangan.


-          Bentuk daging ikan yang sudah dicampur bumbu, sesuai selera


-          Sebelum digoreng, celupin dulu ke telur yang sudah dikocok, baru deh goreng


Note: Kalo misalnya mau disimpen buat stok, sebelum digoreng, ikan fillet dikukus terlebih dahulu. Jadi kalo mau gorengnya beberapa aja, sisanya bisa disimpan di kulkas.


Happy cooking, Ladies! :)

Make Your Own Cardigan (Cardigan dari Kemeja Lama)

Image

Bahan :

-          Kemeja lama yang sudah tidak dipakai

-          Benang dan Jarum

-          Renda

-          Pena atau pensil untuk membuat pola

-          Gunting


How to :

-          Buat pola

-          Gunting

-          Jahit renda pada tepian yang sudah digunting

And you have your own chic cardigan. Happy making, Ladies! :)

*it’s just an example, you can try with another pattern or model.

Balon Warna Hitam

Kisah Tentang Balon Warna Hitam. Seorang anak yang berkulit lebih gelap dan sedikit hitam di banding teman-teman sebayanya, suatu hari memprotes sang ayah. Ia merasa minder dan tak percaya diri. Ia merasa teman-temannya yang berkulit terang dan lebih putih, lebih unggul, lebih pintar dan lebih pandai dari dirinya, kulit gelap dan kulit terang, warna putih dan warna hitam, telah membuatnya tak merasa sempurna.

Lalu sang ayah mengajaknya ke sebuah pasar, tempat banyak orang menjajakan barang, termasuk seorang penjual balon yang sedang memompa dagangannya.  Ia memompa balon biru, ketika seorang datang membeli, lalu melepaskannya dan balon biru terbang tinggi ke angkasa. Semua orang berseru dan bertepuk tangan gembira. Kemudian ia memompa balon warna merah, untuk seorang anak yang datang dan membelinya, lalu sang anak melepaskannya ke udara, balon merah terbang tinggi ke angkasa. Lalu semua orang berseru dan bertepuk tangan gembira.

Berwarna-warni balon dibeli dan diterbangkan, mengangkasa tinggi, mungkin tak kembali lagi, lalu seorang anak berkulit gelap mendatangi penjual balon dan bertanya. Nadanya sedih, matanya berkaca-kaca. “Pak, apakah balon hitam tak bisa terbang? Apakah balon berwarna hitam seperti balon lainnya yang terbang tinggi ke angkasa?” tanyanya dengan kesedihan membias di wajah.

“Oh, bukan warna yang membuatnya terbang tinggi,” kata sang penjual sambil mencari balon warna hitam. Sang penjual pun lalu dipompanya. Balon hitam pun mengembang, semakin besar, bahkan lebih besar dari balon biru, balon merah dan balon-balon sebelumnya. Setelah mengikat balon, sang penjual memberikannya sebagai hadiah. Lalu anak berkulit gelap itu memegang balon berwarna hitam, kemudian ia melepaskannya ke udara. Balon hitam pun terbang tinggi, tinggi sekali.

“Kini kau tahu, bukan warna yang membuat balon terbang tinggi, tapi isinya,” kata sang ayah yang diam-diam telah memberi uang pada penjual balon sebelumnya. Kini sang anak tahu, bukan kulit gelap atau kulit putih, bukan rambut ikal atau pirang, bukan pula tubuh pendek atau tinggi yang membuatnya berprestasi, tapi isinya. Isinya!

Source : http://penerang.com/2011/03/29/kisah-tentang-balon-warna-hitam/

PART II : Making of Cookies Box with Flanel & Lace (Tempat Kue dari Flanel dan Renda)

Image

Sambungan dari postingan lusa lalu, with the same steps :)

What you need are :

-         Kaleng bekas

-         Kain flanel (bisa warna apa aja, make your own colours) =)

-         Renda karet

-         Benang sari

-         Glue Gun (lem tembak, atau bisa juga pakai lem UHU)

-         Gunting

-         Pena/Pensil (for making pattern on your flannel)


Steps :

-        Bersihkan kaleng

-        Bentuk pola pada flanel, kemudian gunting

-        Tempelkan flannel yang sudah dipola pada kaleng.

-        Tempelkan renda

-        Buat hiasan bagian atas (toping) cookies box-nya. (silahkan berkreasi untuk toping-nya : bunga, kupu-kupu, kue-kue kecil dsb. tapi yang males bisa ikutin toping saya hehe)

-         Tempelkan hiasan yang sudah jadi

-          Voilaa! You make your own cookies box! =)

Oya, kalo masih ada sisa bahan lebih, misalnya perca flanel, kancing, benang sari dsb, bisa digunakan untuk menghias bagian bawah kaleng nya. Kalo ga ada, polos juga gapapa, simple is cool too.

Image

another cookies box :

Image

selamat mencoba! :D

PART II : Making of Cookies Box with Flanel & Lace (Tempat Kue dari Flanel dan Renda)

Image

Sambungan dari postingan lusa lalu, with the same steps :)

What you need are :

-         Kaleng bekas

-         Kain flanel (bisa warna apa aja, make your own colours) =)

-         Renda karet 

-         Benang sari

-         Glue Gun (lem tembak, atau bisa juga pakai lem UHU)

-         Gunting

-         Pena/Pensil (for making pattern on your flannel)

Steps :

-        Bersihkan kaleng

-        Bentuk pola pada flanel, kemudian gunting

-        Tempelkan flannel yang sudah dipola pada kaleng.

-        Tempelkan renda

-        Buat hiasan bagian atas (toping) cookies box-nya. (silahkan berkreasi untuk toping-nya : bunga, kupu-kupu, kue-kue kecil dsb. tapi yang males bisa ikutin toping saya hehe)

-          Tempelkan hiasan yang sudah jadi

-          Voilaa! You make your own cookies box! =)

Oya, kalo masih ada sisa bahan lebih, misalnya perca flanel, kancing, benang sari dsb, bisa digunakan untuk menghias bagian bawah kaleng nya. Kalo ga ada, polos juga gapapa, simple is cool too.

Imageanother cookies box :

Image

Selamat mencoba! :D

PART I : Making of Cookies Box with Flanel & Lace (Tempat Kue dari Flanel dan Renda)

ImageKarena di rumah ada 3 buah kaleng bekas butter cookies dan juga masih ada kain flanel sisa di laci, mau dibuang sayang, akhirnya diputuskan untuk bikin tempat kue buat lebaran, atau bisa digunakan untuk momen lainnya. Easy and cheap. You can make these stuffs by yourself at home, Ladies :)

What you need are :

-         Kaleng bekas

-         Kain flanel (bisa warna apa aja, make your own colours) =)

-         Renda karet

-         Benang sari

-         Glue Gun (lem tembak, atau bisa juga pakai lem UHU)

-         Gunting

-         Pena/Pensil (for making pattern on your flannel)


Steps :

-        Bersihkan kaleng

-        Bentuk pola pada flanel, kemudian gunting

-        Tempelkan flannel yang sudah dipola pada kaleng.

-        Tempelkan renda

-        Buat hiasan bagian atas (toping) cookies box-nya. (silahkan berkreasi untuk toping-nya : bunga, kupu-kupu, kue-kue kecil dsb. tapi yang males bisa ikutin toping saya hehe)

-          Tempelkan hiasan yang sudah jadi

-          Voilaa! You make your own cookies box! =)

Oya, kalo masih ada sisa bahan lebih, misalnya perca flanel, kancing, benang sari dsb, bisa digunakan untuk menghias bagian bawah kaleng nya. Kalo ga ada, polos juga gapapa, simple is cool too.

Image

As simple as you see :) happy making!


*to be continued...

Making of Cookies Box with Flanel & Lace (Tempat Kue dari Flanel dan Renda)

ImageKarena di rumah ada 3 buah kaleng bekas butter cookies dan juga masih ada kain flanel sisa di laci, mau dibuang sayang, akhirnya diputuskan untuk bikin tempat kue buat lebaran, atau bisa digunakan untuk momen lainnya. Easy and cheap. You can make these stuffs by yourself at home, Ladies :)

What you need are :

-         Kaleng bekas

-         Kain flanel (bisa warna apa aja, make your own colours :)

-         Renda karet 

-         Benang sari

-         Glue Gun (lem tembak, atau bisa juga pakai lem UHU)

-         Gunting

-         Pena/Pensil (for making pattern on your flannel)

Steps :

-        Bersihkan kaleng

-        Bentuk pola pada flanel, kemudian gunting

-        Tempelkan flannel yang sudah dipola pada kaleng.

-        Tempelkan renda

-        Buat hiasan bagian atas (toping) cookies box-nya. (silahkan berkreasi untuk toping-nya : bunga, kupu-kupu, kue-kue kecil dsb. tapi yang males bisa ikutin toping saya hehe)

-          Tempelkan hiasan yang sudah jadi

-          Voilaa! You make your own cookies box! :)

Oya, kalo masih ada sisa bahan lebih, misalnya perca flanel, kancing, benang sari dsb, bisa digunakan untuk menghias bagian bawah kaleng nya. Kalo ga ada, polos juga gapapa, simple is cool too.

Image

As simple as you see :) happy making!

*to be continued...

Teh Jahe Madu =)

Image
Two mugs of Ginger Tea. Beberapa malam lalu karena suami lagi ga enak badan, saya nya juga, jadi deh buat Teh Jahe Madu. Resep sehat hemat gampang buat emak2 atau bujangers kalo lagi ga enak badan. Bahan-bahannya sederhana.


- Jahe (kira-kira 5 cm, di iris, dikeprek juga boleh)

- Teh (teh celup boleh, yg teh saring juga boleh)
- Madu secukupnya (kalo ada)

- Jeruk nipis (kalo ada aja)
- Air 600 cc (atau sesuai kebutuhan)


How?

- Air dididihkan, udah mulai mendidih masukin jahe. Tunggu kira-kira 5 menitan
- Tuang air jahe panas ke saringan teh. Atau kalo pake teh celup jg gapapa, tp kudu pake saringan, biar ampas jahe ny ga ngikut
- Kalo ada madu sama jeruk nipis lebih enak lagi, manis asem pedes anget :)
- Nikmati selagi hangat

Ni porsi buat 2 orang yaa, Happy tuesday nite :)

13 Desember 2011

Sup Udang

Image

Kemarin suami lagi pengen dibuatin Sup Udang, yang memang lagi pas dengan suasana yang lagi sejuk-sejuknya. Menu ini memang cocok buat musim hujan saat ini. Bikin badan plus suasana makin hangat. InsyaAllah bahannya mudah, begitu juga cara pembuatan juga.

Bahan :

- Udang 1 kg (dikupas)

- Jeruk nipis

- Garam

Kupas udang, cuci bersih. kemudian lumuri dengan garam dan jeruk nipis. sisihkan, sambil mempersiapkan bahan lainnya.

Bahan Bumbu :

- 10 buah rampai, belah dua (sejenis tomat kecil, kalo ga ada bisa diganti dengan tomat biasa)

- Jahe 1 ruas (kira-kira 3 cm)

- bawang merah 7 siung, iris tipis

- bawang putih 4 siung, iris tipis

- cabe rawit 5 biji, atau sesuai selera. potong miring.

- lada bubuk, secukupnya

- daun bawang 2 batang, potong miring tipis

- seledri 2 batang, iris

- garam, secukupnya

- penyedap kaldu ayam,j secukupnya

- air 750 cc

How to cook :

- Panaskan Air bersama kaldu ayam, garam, dan jahe

-  tumis irisan bawang putih dan bawang merah

- lalu masukkan ke dalam air kaldu yang sudah mendidih. aduk sejenak.

- masukkan udang, rampai, cabe rawit, dan lada bubuk. kira-kira 2 menit.

- Setelah semua bahan masak. matikan kompor. baru taburkan daun bawang dan seledri ke dalam sup udang. Voilaa jadi deh =)

- hidangkan selagi hangat

24 Desember 2011

Pindang Ikan Kembung

 
Karena suami peranakan Sumatra Selatan, sekarang jadi lebih sering masak makanan dari daerah Palembang. Tekwan dan Pempek sudah biasa kali ya. Kali ini masak Pindang khas Palembang. Biasanya ikan Patin yang dipakai, tapi karena di daerah sini jarang banget bisa dapet ikan tawar jadinya dituker pake ikan kembung. insyaAllah, bahan-bahannya gampang didapet kok, ngolah nya juga mudah. Happy cooking! :)


Bahan :

- Ikan Kembung kecil 10 ekor

Bahan Bumbu :
- Serai 2 batang (dikeprek, biar gampang di iket, ga di iket juga gapapa)
- Rampai 6 buah (bisa juga diganti tomat 2 buah)- Cabe merah 5 buah
- Cabe rawit 8 atau 9 biji atau sesuai selera (kali aja ga suka pedes)
- Jahe 1 ruas jari (kira-kira 3 cm), iris tipis. ga pake juga gapapa. Mama mertuaku ga pake soalnya.
- Kunyit 1 ruas jari, iris tipis.
- Lengkuas 1 ruas jari, iris tipis.
- Daun salam 5 lembar
- Garam secukupnya (rasa-rasa aja di lidah, kira2 udah pas di lidah berarti ya udah hehe)
- Penyedap rasa secukupnya (aku pake Penyedap As-Sultan Non-MSG)
- Air 800 Ml

Bahan yang dihaluskan :
- Bawang merah 6 siung
- Bawang Putih 2 siung

How to :
- Giling bawang merah dan bawang putih sampai halus, kemudian tumis.- Rebus air hingga mendidih.
- Masukkan semua Bahan Bumbu. Aduk.
- Kemudian masukkan Bahan yang dihaluskan yang sudah ditumis.
- Kemudian masukkan Ikan Kembung satu per satu.
- Masak hingga matang. Hidangkan selagi hangat.


jangan ditinggal nyuci ya, ntar kematengan ikannya rada berubah bentuk gitu, rada ancur maksudnya, lembek, hehe :D

happy cooking ladies! :)

You are What You Write.

Tulisan kita adalah kenangan. Tulisan kita akan selalu ada bahkan selepas kepergian kita. Alangkah beruntungnya bila kita terbiasa menuliskan kebaikan, sebab kenangan itulah yang akan terbaca. Apa jadinya jika yang mampu kita tuliskan hanyalah hal-hal buruk? Maka itulah kenangan kita.

Segala tulisan yang kita tuangkan dalam kertas, atau dalam lembaran-lembaran digital, bukanlah sesuatu yang hanya bisa dinikmati hari ini. Bukan lepas tertuliskan, lantas menguap begitu saja. Segala tulisan kita akan tetap ditempatnya, menunggu untuk dibaca, bukan hanya hari ini, tapi esok dan esok lagi.

Tulisan adalah jariyah. Jika kita memilih untuk menulis – apapun dan dimanapun –, maka pastikan jariyah kita berbuah pahala, dengan menuliskan kebaikan. Jika kita tak mampu menulis yang baik-baik, maka lebih baik tak menuliskan apapun, sebab dosa pun bisa jadi jariyah dan membangkrutkan kita sebangkrut-bangkrutnya.

Setiap hari, kita tak lepas dari tulisan. Dan tulisan yang paling banyak ditulis saat ini adalah tulisan tulisan singkat di social media. Namun Tulisan-tulisan yang singkat dan tampak tak berarti pun mungkin dapat membangkrutkan kita, jika kita memberinya warna yang salah.

Maka sungguh beruntung orang-orang yang menuliskan kebaikan, gagasan-gagasan yang mampu menginspirasi hingga hari akhir. Sungguh senang jika pahala terus melimpah, sebab orang lain berbuat kebaikan dengan asbab tulisan kita, sementara kita menunggu di dalam barzakh.

Alangkah menyenangkannya jika pembaca tulisan kita menyebarkan kebaikan yang pernah kita tuliskan, menuliskannya kembali, lantas orang-orang berbondong-bondong berebut pahala, lagi-lagi sebab tulisan kita.

Dan tentu saja ada orang-orang yang sedang dalam kebangkrutan parah di alam barzakh. Sebab pemikirannya, gagasannya, tulisannya yang menyeru kepada kejahilan disebarkan dengan penuh kebahagiaan oleh pengikut-pengikutnya.

dirangkum dari tulisan Pak Rizky Mukhlisin, berjudul Facebook Sang Tembok Ratapan http://www.fimadani.com/menuliskan-jariyah/