Showing posts with label penguat rasa. Show all posts
Showing posts with label penguat rasa. Show all posts

Enak Tanpa Penyedap?

ImageSejak nikah jadi rada selektif milih makanan, apalagi kalo berkaitan dengan bumbu dapur instant, terutama penyedap. Selama ini saya termasuk emak-emak yang ga pake penyedap kalo masak. Alhamdulillah suami (include me) sudah mulai terbiasa. Kalo menurut suami sih, itu tergantung kebiasaan. Menurut beliau lagi, persentase penyedap mempengaruhi keenakan masakan memang tinggi, menurut hitung-hitungannya bisa sampai 30% ehehe…


Untuk alternatifnya, beberapa bulan belakangan saya tukar dengan bumbu kaldu non-msg yang sekarang ini lagi marak beredar di pasaran. Tapi saya pribadi lebih “merasa aman” ga pake penyedap. Jadi untuk beberapa jenis makanan saja yang kadang saya tambahkan.


Terkait MSG (Monosodium Glutamate), saya banyak baca-baca juga referensi-referensi yang beredar, dari yang pro sampai yang kontra, rasa-rasanya bertabur ya di dunia maya artikel-artikel sejenis. Ternyata banyak juga komentar-komentar yang berisi pengakuan “ga pede kalo masak ga pake penyedap”. Saya juga ga expert untuk menjelaskan lebih mendalam tentang MSG or not. Akhirnya ambil kesimpulan, ya udah deh daripada ragu mending ga usah pake hehehe…


Setelah saya coba telusuri, dari dokumenter, artikel, sampai buku, ternyata kunci “enak” itu terletak pada cara mengolah, variasi bumbu, dan kualitas bahan makanan (alami). Satu lagi, laper hehe…


Saya dan suami pernah nonton mengenai kesederhanaan pengolahan masakan masyarakat Tuscany di channel NatGeo. Disebut sederhana karena masyarakat Tuscany mengolah makanannya dengan bumbu dan cara yang sangat sederhanaaa sekali. Tapi kok masakan mereka tetep enak ya. Ternyata kuncinya ada pada kualitas bahan makanan dan cara mengolahnya.


Ikan yang mereka olah adalah ikan yang segar, baru dipancing di laut langsung dipanggang “cuma dengan” kombinasi 2 bahan saja, minyak zaitun dan daun rosemary. How simple but delicious! Ngliat mereka manggang berasa sampe kesini asap nya, asapnya doank T.T


Begitu juga dengan manggang daging sapi. Daging sapi yang mereka panggang bener-bener daging sapi segar. Dan bumbunya? GA ADA. Iya! Mereka ga pake bumbu. Saya sampe bertanya-tanya, gimana caranya enak kalo ga pake bumbu. Rahasianya ada pada cara pengolahannya, dari cara bolak-baliknya, ukuran waktunya, dll.


Pasti tau Negara Islandia ya. Negara ini terkenal dengan gunung-gunung berapi mereka yang aktif. Mau tau ga salah satu makanan terkenal mereka apa? Roti Gandum yang dipanggang di sekitar gunung berapi! Cara manggangnya, roti gandum ditimbun di dalam tanah sekitar gunung berapi yang memang panas. How cool T.T


Contoh sederhananya lagi adalah sotong. Sotong itu ga perlu penyedap apa-apa loh sodara-sodari. Karena memang sudah ada kandungan dari tubuhnya yang membuat si sotong kalo dimasak jadi gurih.


Yang paling enak itu memang yang alami ya ternyata. Jadi untuk beberapa bulan ini saya sedang “berlatih” untuk menerapkannya, yah walaupun masih belajar. Dari buat kaldu ayam sendiri sampe menyiasati sayur bening. Agak ribet sih, kudu rajin, tapi itu tergantung kebiasaan kan ya.


Beberapa tips sederhana saya dapet dari keluarga, restoran, dan temen-temen halaqah. Ceritanya pas buka puasa bersama tahun lalu saya lagi nyari-nyari cara “gimana biar enak tanpa penyedap?” Nanya-nanya sama mba-mba yang lain, hampir mayoritas pake penyedap. Tapi Alhamdulillah, ada juga yang seide.


Menurut si Mba', untuk mengganti penyedap bisa dengan menambah kuantitas bahan dasar, terutama BAWANG PUTIH dan MERAH. Nah, untuk yang ini saya bisa aplikasikan pada sayur bening, sayur tumis, atau masakan berkuah dan tumisan lainnya.


Dari restoran. Iseng kemarin nyobain rumah makan baru di salah satu mall di Batam. Mesen sayur bayam bening. Testing ceritanya. Soalnya favorit suami dan saya. Eh, nemu yang beda. Selain bumbu dasar lain, si penjual juga menambahkan JAHE dan LENGKUAS di sayurnya. Enak juga.


Kalo dari keluarga, sayur bening bisa dicampur beberapa batang daun KEMANGI. Yang ini favorit saya. Simple. Tapi simple semua kok caranya. Kalo kaldu saya lebih milih buat sendiri, kecuali lagi males hehehe… memang butuh perjuangan ya membuang kebiasaan lama (_ _!)


Kalo ada tips-tips yang lain tambahin yaaa akhwati fillah :) sharing-sharing. Semoga kita bisa mengaplikasikan cara-cara sehat mengolah makanan dalam keluarga kita. We start in our own family first. Happy trying! :)