Showing posts with label writing challenge. Show all posts
Showing posts with label writing challenge. Show all posts

Writing Challenge #4 : Rant About Anything

Tahun-tahun penuh duka ini banyak sekali konflik yang terjadi di negeri-negeri Muslim. Ada yang turut berduka, ada juga yang acuh ngomongnya sembrono. Saya paling males kalo ada komentator yang bunyi komen nya begini :

"Ngapain ngurusin negara orang, negara kita aja belum keurus."

Komen yang menunjukkan arogansi dan buta sejarah.

Inget Palestina?  Itu negara dari jaman kapan gitu ya, udah susah-sesusahnya. Apa ada gitu mereka bilang "Ngapain ngurusin Indonesia, disini lebih susaaah." Ga ada! Yang ada Palestina justru adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

Inget Mesir? Negeri yang sekarang sedang terkoyak-koyak karena rezim kejam militernya. Mesir juga merupakan salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Dan tetep ada gitu yang komentar "Ngapain ngurusin mesir, urus Indonesia, disini aja belum beres."

Seolah2 yang ngomen udah capek kali ngurus negara ini. Padahal salah satu yang merusak bangsa ini adalah manusia buta sejarah. Kalo kata Bung Karno, JAS MERAH, Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah.

Peduli itu tidak dibatasi letak geografis. Minimal doa, daripada kata2 yang menyakitkan hati. Ada kata2 bijak yang selalu saya inget dari temen ngeblog saya di multiply dulu, nick nya Arsene Lupin, he said, "Don't talk too much, or people will see your stupidity."

*rant : uneg-uneg
*and a note to my self

Writing Challenge #1 : Write a Short Autobiography

Ira Marby. Nama yang menurut Ayah dan Ibu saya cantik untuk disematkan kepada putri pertamanya yang lahir pada hari Rabu 25 Maret 1987.  Cuma punya satu saudara, adik laki-laki. Saya lahir di Dumai -  Riau, dan kemudian pada umur 4 tahun pindah ke Batam - Kepulauan Riau, jadi jangan tanya soal Dumai ke saya, hanya secuil memori yang saya ingat.

Batam lah kemudian yang menjadi tempat saya tumbuh dan berkembang mengenal dunia :) Jangan heran anak-anak melayu Batam lebih kenal dulu ibukota Singapura dan Malaysia, karena memang jarak kota ini cuma 40 menit dari Singapura & 1 jam-an dari Malaysia. Dengan ongkos yang murah pula. Apalagi waktu jaman kecil saya dulu. Mungkin karena itu orangtua2 kami lebih milih ngajak liburan ke negara tetangga ketimbang ke ibukota negara yang ongkosnya berkali lipat.

Perihal ditanya "orang mana?"  sering bikin saya jadi drama gitu :p termasuk adik saya. Ceritanya kedua orangtua kami bersuku batak, satunya di perbatasan Sumatra Barat, satunya di tengah2. Saya lahir di Dumai, adik lahir di Batam, kami sama2 besar di Batam.

Mau ngaku orang Batak, saya segan, perkara ga bisa bahasa trus ga tau daerahnya. Mau ngaku orang Dumai, ini lagi, yang teringat cuma nama tempat tinggal saya waktu disana. Mau ngaku orang Batam, saya ga lahir di Batam, suku juga bukan melayu. Ngaku orang Batak,dituding orang Aceh. Ngaku orang melayu, difitnah orang minang. Dan satu2nya manusia di dunia yang menuding saya orang jawa adalah pimpinan kantor saya saat ini, Pak Bos :D Ntah dari segi mana beliau menilai saya orang jawa.

Addicted to Books. That's me. Karena (tanpa sengaja) orangtua membiasakan dari kecil, hingga besar saya menjadi orang yang gila baca. Saya termasuk tipikal manusia yang rela menguras dompet demi membeli buku. Hal favorit saya lainnya adalah nonton film, Teh dan coklat. Pada nyatanya selain dulunya kolektor buku & perangko saya juga ngoleksi bungkus coklat. Saya juga senang mencicipi Teh dari berbagai daerah & negara. Walo tetap Prendjak lah favorit saya, hayyaa :p

Kolaborasi sanguinis dan melankolis, itu saya. Tipikal sensitif yang termehek-mehek nonton film apapun. Karenanya suami ga kaget waktu saya terisak-isak nonton kartun Wreck-it Ralph.

Bicara pendidikan, seluruh jenjang pendidikan saya selesaikan di Batam, dari TK sampai perguruan tinggi. Setelah lulus kuliah, saya diterima di salah satu instansi negara dan ditugaskan di Tanjung Balai Karimun. Sama seperti Batam, daerah perbatasan juga. Dari Batam sekitar 1 jam lebih, dari Singapura 2 jam, dan dari Malaysia 40 menitan.

Disinilah saya bertemu dengan suami, Rizki Priatama Wibowo. Orang Lampung peranakan Ogan (Sumatera Selatan) yang berhati lembut :) Setelah proses 2 bulan lebih, kami menikah pada tanggal 21 Mei 2011. Nah, itulah namanya jodoh hehe, jarak ribuan mil pun kalo udah tertulis jodoh ya jodoh, mau jarak semeter pun kalo tertulis ga jodoh ya ga jodoh.

Alhamdulillah kami dikaruniai seorang anak laki-laki pada hari Jum'at 21 September 2012 pukul 06.20 wib. Kami beri nama Arkan Abdurrahman (Hamba Allah yang berhati kokoh), dengan harapan semoga ia menjadi anak yang kokoh iman nya, kokoh hati nya pada kebenaran, & kokoh berjuang dijalan-Nya :)

Sekarang berusia 10 bulan, lagi lincah2nya, semua pengen di otak-atik :D Abi Umi nya sampe keliyengan jagainnya. Karena kami tinggal di rumah dinas yang sampingan sama kantor, jadi jagainnya bagi2 tugas.

Kegiatan pokok saya sekarang adalah ibu rumah tangga. 2 tahun lebih menikah dan masih gemar bereksperimen di dapur. Punya suami siaga yang gemar berkebun dan berternak :D And this is the end of my short autobiography :) Have a nice dayyy B-)

*dalam rangka memenuhi WRITING CHALLENGE