Rekomendasi Drama Tema Hukum

Walaupun not the most favorite genre, tapi drama dengan tema hukum termasuk salah satu drama yang suka saya tonton,  Beberapa list berikut adalah drama-drama korea dengan tema hukum yang sudah saya tonton dan menurut saya sih recommended.

1. Juvenile Justice / Juvenile Judgement (2022)


Jumlah episode : 10
Tanggal rilis : 25 Februari 2022
Pemeran : Kim Hye Soo,  Kim Moo-Yul, Lee Sung Min, Lee Jung Eun

Sim Eun-Seok (Kim Hye-Soo) adalah seorang hakim elit dengan kepribadian yang kelihatannya tidak ramah. Dia membenci penjahat remaja. Sim Eun-Seok kemudian ditugaskan ke pengadilan remaja setempat. Di sana, dia menerobos kebiasaan yang ada dan memakai caranya sendiri untuk menghukum para pelanggar remaja tersebut.

"Apa jadinya bila usai persidangan, mereka meremehkan hukum dan berpikir ternyata hukum itu sepele? Bila dewasa nanti, kejahatan mereka lebih besar dan muncul korban lain. Siapa yang akan bertanggung jawab?" (Episode 2)

Dramanya tentang pengadilan Pelaku tindak pidana dibawah umur. Tapi karena statusnya dibawah umur jadi bisa tetep lolos karena ya dibawah umur tadi, padahal tindakan kriminal yang dilakukan kejam. Yang kasian korban dan keluarganya. Cuma ya itu, bayangin cobaa, pelaku kasus pemerkosaan, pembunuhan bullying, sampe mutilasi, tapi lagi lagi karena di mata hukum dan perundang-undangan masuk kategori dibawah umur, pelakunya bisa bebas. Kayanya ranah hukum anak, termasuk di Indonesia juga, harus dikaji ulang. 

Dalam 10 episode nya ada beberapa pembahasan pelanggaran hukum anak yang digali. Jadi ngga cuma 1 kasus aja. Menurut saya Drama Juvenile Justice ini lumayan menguras emosi. Nontonnya ikut overthinking, bahkan ada episode yang bikin saya nangis bombay T.T Dan lihat jajaran pemeran drama ini, seperti : Kim Hye Soo, Lee Sung Min, dan Lee Jung Eun yang merupakan aktor dan aktris veteran korea sudah cukup menggambarkan kualitas dramanya.

2. Law School (2021)


Jumlah episode : 16
Tanggal rilis : 14 April - 09 Juni 2021
Pemeran : Kim Myung-Min, Kim Bum, Ryu Hye-Young, Lee Jung Eun

Drama ini bercerita tentang proses perjalanan mahasiswa hukum di Universitas Hukum Hankuk untuk menjadi calon pengacara. Para mahasiswa ini memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda yang membuat karakter dan cerita di drama ini semakin berwarna. 

Suatu hari mereka harus berhadapan dengan kasus yang tidak biasa, dimana kasus ini melibatkan dosen, petinggi kampus, dan teman mereka sendiri. 

Seorang profesor fakultas hukum ditemukan tewas di kampus tersebut dan dosen mereka, Profesor Yang Jong-hoon, ditangkap sebagai tersangka utama. Mereka mulai bekerja sama untuk mengungkap kebenaran di balik kematian Profesor Seo, dan membuktikan bahwa Profesor Yang Jong-hoon tidak bersalah. Disini otentisitas, hukum dan jiwa keadilan mereka diuji. 

Menurut saya drama hukum satu ini ngga seberat drama Juvenile Justice pembawaannya. Mungkin karena ada unsur anak mudanya ya. Dan walaupun dramanya memang secara garis besar tentang 1 kasus, tapi ada beberapa kasus lain yang dibahas dan menjadi bumbu untuk kasus utamanya.

3. Vincenzo


Episodes : 20
Tanggal rilis : 20 Feb - 2 May 2021
Pemeran : Song Joong-Ki, Joen Yeo Been, Ok Taec yeon

Kirain drama ini bakal yang serius bener donk, ternyata kocak banget. Ceritanya Park Joo-hyung / Vincenzo Cassano (Song Joong-ki) adalah pengacara Italia keturunan Korea. Dia adalah anak adopsi Don Fabio, kepala keluarga mafia Cassano. Selain sebagai Pengacara, Vincenzo juga seorang consigliere untuk mafia, dan salah satu orang terbaik Fabio. 

Setelah Fabio meninggal, putra kandung sekaligus pemimpin baru keluarga mafia Cassano, Paolo, mencoba membunuh Vincenzo. Tapi Vincenzo selamat dan akhirnya melarikan diri ke Seoul. 

Di Seoul Vincenzo mencoba untuk mendapatkan emas tersembunyi di dalam Kompleks Apartemen Geumga-dong. Dulu Vincenzo pernah membantu seorang hartawan asal Tiongkok menyembunyikan emasnya di lemari besi yang diamankan mafia tersebut di dalam Apartemen Geumga-dong, tetapi orang tersebut meninggal. Tanpa ada yang tahu tentang lemari besi itu, Vincenzo berencana untuk mengambil emas itu dan menggunakannya sebagai dana pensiunnya setelah meninggalkan Italia dan mafia. 

Tapi sebuah perusahaan real estate di bawah Babel Group secara ilegal mengambil alih kepemilikan gedung tersebut dan Vincenzo harus menggunakan keahliannya untuk merebut kembali gedung tersebut dan memulihkan kekayaannya. Dalam perjalananya Vincenzo dibantu oleh pengacara Hong Cha-young (Jeon Yeo-been) dan penghuni Apartemen Geumga-dong yang absurd dan kocak-kocak.

4. Hyena (2020)

Episodes : 16
Tanggal rilis : 21 Feb - 11 April 2020
Pemeran : Kim Hye Soo, Ju Ji-Hoon

Drama ini sebelumnya pernah saya review diSINI. Berkisah tentang kehidupan Para Pengacara yang khusus menangani klien-klien kelas atas di Korea Selatan, seperti pengusaha, politikus, dan artis. Adalah Jung Geum Ja (Kim Hye Soo) seorang pengacara ambisius dan pemberani yang money oriented, dan ada Yoon Hee Jae (Ju Ji Hoon) seorang Pengacara Kelas Atas yang cerdas dan super confident dengan diri dan karirnya. Kehidupan pribadi mereka berdua, teman-teman dan lingkungan, terutama kasus-kasus yang mereka tangani akan mewarnai semua episode di drama ini.

Yang bikin keren drama ini bukan cerita tentang pengacaranya, karena cerita tentang pengacara udah banyak ya, tapi yang bikin keren itu karakter Yoon Hee Jae dan Jung Geum Ja yang menurutku berhasil banget dibawain sama Ju Ji Hoon dan Kim Hye Soo. Dan menurut saya drama Hyena ini bener-bener drama master piece nya si Ju Ji Hoon. 

Saat di ruang sidang, kita bisa lihat satu sisi pribadi Yoon Hee Jae sebagai pengacara yang super confident dan cerdas ketika menangani kasus klien-kliennya. Namun kita juga bisa lihat sisi rapuh dirinya (termasuk sisi bucin nya) saat dia menjadi Yoon Hee Jae di luar kehidupannya sebagai pengacara. 
 
Pun Jung Geum Ja. Di lain waktu kita cuma kenal dia sebagai pengacara ambisius, berkepribadian kuat, dan pantang menyerah. Tapi di lain waktu lagi, kita akan ketemu dengan Jung Geum Ja yang lemah, takut, dan kesepian. 

Ada persamaan yang bisa saya tarik dari beberapa drama dengan tema hukum dan pengacara yang pernah saya tonton, yaitu bagian dimana kalo punya uang banyak manipulasi hukum gampang sekali untuk dilakukan. Dan manipulasi hukum ini sangat jahat sekali pemirsa☹ 

Di drama ini pun begitu, karena memang mereka pengacara untuk orang-orang kaya, kita bisa lihat gimana uang para orang kaya ini sanggup mempermainkan hukum yang berlaku. 

Tapi tenang aja, alur dramanya cepet kok, ngga ngebosenin. Dari episode ke episode kita akan dengan cepet nemuin hal-hal baru dari kasus dan perkembangan karakter tokoh-tokohnya. Apa dan bagaimana hubungan Hee Jae dengan Geum Ja pun akan langsung kita temui di episode 1. Dibumbui dengan komedi kebucinan, hubungan mereka sampai episode terakhir adalah bagian yang juga bikin drama ini makin seru untuk ditonton.

5. Class of Lies 

Episodes : 16
Tanggal rilis : 21 Feb - 11 April 2020
Pemeran : Kim Hye Soo, Ju Ji-Hoon

Pernah saya review diSINIBercerita tentang Ki Moo Hyuk (Yoon Kyun Sang), seorang pengacara cerdas yang selalu memenangkan kasus-kasus kliennya. Namun pada suatu hari ia kalah ketika menangani sebuah kasus pembunuhan yang melibatkan seorang siswa dari sekolah ternama. Untuk mengembalikan reputasinya yang hancur, ia menyamar di sekolah tersebut sebagai Guru demi mengungkap misteri dibalik kasus pembunuhan itu.

Nonton drama ini, bahkan sampai episode pertengahan pun, saya masih agak susah ngira-ngira siapa pembunuhnya, karena semua orang bisa jadi tersangka, itu dia yang bikin drama ini worth untuk diikutin. 

Menurut saya hampir semua pemeran inti dalam drama ini sukses menghidupkan karakter mereka masing-masing dalam drama ini. Terutama karakter Yoo Boem Jin yang diperankan oleh aktor Jun U-Kiss. Jun berhasil bawain karakter Yoo Boem Jin sebagai leader teman-teman kaya nya yang dingin, pintar dan misterius. 

----------------

5 judul dulu yaa, kapan-kapan di update lagi 😃

Review Resolusi 2022 : Welcome Resolusi 2023 !

Alhamdulillah, survive melewati tahun 2022. Resolusi yang dibikin tahun lalu akhirnya tutup buku juga, ada yang tercapai, ada yang ngga. Walau tiap tahun istimewa, tapi tahun 2022 lalu memang istimewanya beda, karena ada salah satu impian yang ngga saya masukin resolusi (karena terlalu tinggi bagi saya saat itu), tahun 2022 malah terpenuhi, dan ada keinginan yang sebenernya dulu masih ragu untuk dilakukan dan ngga masuk rencana tahun 2022, justru Allah realisasikan tahun 2022. Allah sebaik-baik Pemilik Rencana. Alhamdulillah, masya Allah tabarakallah. 

Singkatnya saya berhasil survive melewati tahun 2022 dengan segala drama yang ada didalamnya😅 2022 bener-bener ngga mudah buat saya. Walau begitu alhamdulillah Allah kasih kesempatan dan kekuatan buat nglewatin semuanya. Pengalaman untuk diambil pelajarannya, pelajaran untuk diambil hikmahnya. 

Sebelum panjang-panjang ke resolusi 2023, saya mau review dulu Resolusi 2022 tahun lalu  :

1. Continue studying for a master degree
2. Lose 10 kgs
3. Writing Blog once a month
4. Improve my english language skills
5. Healthier life
6. Financially efficient and stable

Nah ini break down-nya yang saya catet di note hp :

 

Review Resolusi 2022 :

1. Continue studying for a master degree

Alhamdulillah, lanjut studi S2 ini tercapai lebih awal. Rencana awalnya mau saya ambil di akhir-akhir tahun 2022. Lebih kepada realistis, apalagi suami juga lagi lanjut S2. Tapi ternyata alhamdulillah suami ngijinin ikut pendaftaran bulan April 2022 lalu. Awal tahun 2023 ini insyaAllah masuk semester 2. 

2. Lose 10 kgs

Alhamdulillah ini tercapai juga, bahkan lebih. Saya pake rumus olahraga dan ngurangin ngemil. Signifikan banget. Membuktikan bahwa selama ini porsi ngemil saya ternyata sangat banyak😅 Begitu di-cut ngemilnya (dengan super susah payah), beratnya turun secara natural walopun ngga cepet, tapi konsisten gitu.

3. Writing Blog once a month

Ngga tercapai. Cuma ada 7 postingan untuk tahun 2022 lalu, dan itu juga ngga rutin tiap bulan. Awal-awal aja masih ngusahain ngeblog sebulan sekali. Selanjutnya  mulai macet. Apalagi begitu saya mulai aktif kuliah. 

4. Improve my english language skills

Sama kaya poin 3. Tadinya masih rutin di awal, sejalan waktu dengan munculnya aktivitas lain mulai ngga terkoordinir dan akhirnya terlupakan.

5. Healthier life

Qadarullah saat hampir mendekati berat badan normal alhamdulillah Allah kembali menitipkan amanah kehamilan. Kehamilan kali ini agak berbeda dari kehamilan sebelumnya yang agak "kebo". Bulan pertama terpaksa harus bedrest selama 2 minggu karena mual dan ngga bisa makan. Udah hampir nyerah minta di anter ke rumah sakit karena beneran sama sekali udah ngga ada tenaga (T.T) Hamil tapi berat badan malah turun drastis. Masuk bulan ke 4 alhamdulillah perlahan nafsu makan kembali normal, akhirnya sekarang apapun yang bisa dimakan saya makan, trauma banget abisnya gegara bulan-bulan kemarinnya sama sekali ngga bisa makan🥺

6. Financially efficient and stable

Alhamdulillah bikin sinking fund nya masih lanjut dan sudah ada yang terpakai sesuai rencana. Saya juga udah bikin sinking fund baru untuk perencanaan pengeluaran yang lain. Tapi memang merasa tetap belum efisien dan belum yang stabil-stabil banget secara financial. Pengaturan keuangan masih PR banget. Dan tahun 2023 ini pun rasanya target mengenai keuangan belum bisa saya masukin ke list resolusi karena satu dan lain hal.

Kesimpulannya dari tahun 2022 lalu, dari 6 target : ada 2 target yang tercapai penuh dan 4 target lainnya tercapai setengah-setangah. Tapi bagi saya pribadi udah memuaskan. Karena target besar saya tahun 2022 (lanjut studi S2), alhamdulillah tercapai, dan malah tercapainya lebih awal dari yang direncanakan. Target ini menurut saya paling berat dan bahkan saya agak ragu sebelumnya. Tapi alhamdulillah dikasih Allah jalan dan pertolongan untuk mencapainya.

Resolusi 2023

Untuk resolusi 2023 ini, setelah menakar kekuatan, waktu dan realita wkwk, saya mutusin buat mengurangi kuantitas. Resolusi tahun 2023 ini lebih cenderung untuk mendukung studi yang sedang saya ambil. 

Berikut list Resolusi saya tahun ini :

1. Baca 10 buku
2. Nulis 1 karya ilmiah
3. Target nge-Blog 10 postingan dalam 1 tahun

Alasan saya milih ke-3 ini dijadiin resolusi :
1. Baca 10 buku
Sejujurnya saya kangen banget dengan semangat baca buku yang kaya dulu. Tapi apa daya rasa kangen ngga sinkron sama tindakan, jangan ditiru ya para jomblo. Makanya tahun ini baca buku yang mungkin sebagian orang adalah hal mudah, saya masukin ke list resolusi.  
2. Nulis 1 karya ilmiah
Untuk menunjang studi S2 saya juga. Tadinya pengen 2 karya, tapi yaudalah, 1 aja😁kwatir ngga kuat.
3. Target nge-Blog 10 postingan dalam 1 tahun
Sengaja ngga bikin sebulan sekali. Karena kadang sebulan ada beberapa ide buat nulis, nah bulan berikutnya bisa jadi sama sekali ngga ada, sampe bulan-bulan berikutnya😅 

Sebenernya saya pengen nambahin yang ke-4, dan ini menurut saya harusnya jadi resolusi yang ke-1 sih, karena target besar : bikin penelitian untuk thesis. Tapi kwatir otak dan perasaan saya ngga sanggup menerima kenyataan wkwk, jadi yaudahlah, target ini ngga ditulis dulu, sekuatnya aja nanti😂

Epilog

@risalah_amar

Tahun 2023 ini saya ingin lebih mencintai dan menghormati diri sendiri. Itu yang utama di tahun ini. Selain itu ada pelajaran yang saya petik dari tahun lalu. Pelajaran yang didapat seiring sejalan dengan bertambahnya usia. Pernah baca dimana gitu, kurang lebih intinya : semakin usia kita bertambah, justru semakin mengecil lingkaran pertemanan kita. Kenalan mungkin semakin banyak, namun lingkaran pertemanan semakin mengecil. Entah itu karena kesibukan masing-masing, pilihan hidup, menjaga pikiran, dan alasan lainnya. Pengalaman dan pelajaran menyaringnya sendiri. Tapi ternyata ngga masalah. Ternyata saya baik-baik saja.  

Alhamdulillah Allah justru memberi temen-temen yang saling mendukung, menguatkan, dan mengingatkan. Mungkin itu juga yang akan saya jaga ke depannya. Mereka-mereka yang selalu ada di sisi saya : suami, anak-anak, orang tua, teman-teman, siapapun mereka yang tulus menyayangi dan menerima saya. Di titik lelah dan jenuh Allah menganugerahi saya dengan keberadaan mereka.

Saya juga ingin lebih serius dan fokus meng-upgrade kualitas dan kemampuan diri saya, suami, dan anak-anak. Beberapa rencana sudah dimulai sejak akhir tahun lalu. Harapannya semoga kami sekeluarga berhasil menjadi manusia yang lebih berkualitas jasmani dan ruhiyah.  Bismillah

Sekian sebuah tulisan untuk memulai tahun ini. Tulisan yang semoga menjadi doa yang di ijabah. Semoga tercapai semua, dan semoga juga bisa melampaui target. Aamiin🤲

Note to My Self

Bookish Habits : Dulu dan Sekarang

Salah satu topik yang paling saya suka selain ngobrolin drama/film favorit adalah ngobrolin buku. Jaman masih gadis, baca buku adalah me-time nya saya. Nah beda sekarang udah emak2, me-time adalah makan indomie atau makan cake coklat penuh dosa ditemenin teh susu di dapur tanpa ketauan anak-anak 😂

Balik ke bookish habits, saya kira setiap pecinta buku punya kebiasaan masing-masing, bisa jadi itu kebiasaan yang terbentuk tanpa sadar. Di saya habits yang berhubungan dengan buku ini tadinya lumayan banyak, tapi kesininya berkurang drastis, udah ngga romantis lagi. Kira-kira berikut ini yang saya inget tentang bookish habits saya dulu dan sekarang.

1. Ngasih Nama, Tanggal dan Lokasi beli bukunya dimana
Dulu.
Ada momen ketika saya lebih sering pake nama pena saat ngasih nama di buku-buku koleksi saya : humaiRA. Dulu saya ngga terlalu suka nama saya. Soalnya temen2 di SD dan SMP kalo cerita tentang arti namanya yang bagus-bagus gitu artinya. Nah giliran saya, nanya Ayah arti nama saya apa, eh jawabnya ganti2, kadang artinya ini, besok lain lagi artinya, pokonya arti namanya flexibel😂 Dan yang lebih keselnya lagi tuh adek saya juga punya arti nama yang bagus banget. Makin kesel lah ceritanya kan wkwk. Akhirnya waktu mulai suka nulis dan ngeblog, saya memilih dan memakai nama humaiRA sebagai nama pena. Tapi itu sih dulu, kesininya seneng punya nama unik.
Sekarang.
Ngga dikasih nama tanggal segala macem, soalnya jaga-jaga kalo mau dijual lagi🗿


2. Beli Buku di Kota yang di Kunjungi
Dulu.
Kalo orang jalan-jalan oleh-olehnya makanan atau souvenir khas daerah. Nah kalo saya malah buku. Saya dulu seneng ngasih tambahan nama Kota dimana saya beli bukunya. Semacam tanda kalo saya pernah berkunjung ke Kota tersebut.
Sekarang.
Bawaan udah 4 orang, ngga kebawa lagi kalo mau beli buku.





3. Beli buku di Tanggal Lahir (Momen Ultah)
Dulu.
Saya mulai koleksi buku sejak SD. Momen ulang tahun adalah momen yang paling saya tunggu, karena jatah beli buku yang dikasih orangtua ke saya jadi tambah banyak hehe. Selain itu juga karena saya punya kebiasaan ngasih tanggal di buku. Jadi saya merasa wajib dan spesial kalo ada buku yang tertulis tanggal lahir saya. Begitu ceritanya.
Sekarang.
Ngga inget buat beli buku T.T


4. Nyampulin Buku
Dulu.
Dulunya ini wajib banget. Saya sampai punya stok sampul plastik tebel khusus buat buku2 baru saya. Begitu beli, nyampe di rumah, saat itu juga bukunya wajib disampul. Warbiyasa emang.
Sekarang.
Ngasih nama aja ngga, apalagi nyampulin T.T


5. Punya Target Baca
Dulu.
Awal tahun biasanya saya udah pasang target berapa buku yang saya habisin di tahun tersebut. Aktif di GoodReads dan di komunitas blogger buku cukup membantu saya dalam merealisasikan target baca saya itu. Apalagi saya tipikal pembaca yang tingkat penasarannya super tinggi. Buku setebel bantal kalo udah penasaran, ya udah deh sepanjang malem baca bukunya. 
Sekarang.
Bukan hal yang membanggakan sih. Tapi untuk 1 buku aja saya butuh waktu berbulan2🗿☕



6. Punya Blog Buku
Dulu.
Kalo mau berkunjung ke blog buku saya bisa kesini ya >> https://bukudanteh.wordpress.com/ 
Tadinya buku-buku yang saya baca (walau ngga semua), saya review disana. Tapi ya begitulah, Sekarang sudah lama tak berpenghuni. Ngga terlalu disarankan untuk berkunjung hehe. Nothing new yet.

7. Kolektor Buku GooseBumps dan Komik Crayon Shinchan
Ya silahkan ngga percaya wkwk. Tapi begitulah adanya. Jaman SD saya adalah kolektor buku Goosebumps dan komik Crayon Shinchan lengkaap semua seri. Nah waktu jaman kuliah udah tobat buku2 tadi dijual waktu ada bazar kampus. Orangtua pun lega barang2 di rumah berkurang 😅


8. Punya Buku Kesayangan.
Buku yang saya suka banyak. Tapi untuk buku kesayangan ada beberapa. Dulu dan sekarang pun buku itu tetap sama. Di kasih gelar kesayangan karena ada yang memang menjadi penanda milestone dalam hidup saya, dan ada yang memang karena cerita dan genre nya kesukaan saya.
- Buku "Jangan Nodai Cinta" (Moch. Iwan Yanuar & O. Solihin). Saya kenal buku ini waktu SMA. Baca buku ini saat itu membuka kesadaran saya dalam beragama, hingga jadi titik balik buat semuanya di hidup saya. Saya mulai berjilbab, tidak pacaran, berkenalan secara lebih dekat dengan agama yang saya anut. Awal mulanya lewat buku ini. Semoga kedua penulisnya selalu mendapat limpahan kasih sayang tak terkira dari Allah.
- Buku "Lord of The Rings". Buku ini termasuk buku koleksi lawas saya. Dan sampai sekarang buku legendaris ini masih ada di rak buku saya. Filmnya bahkan bolak-balik saya tonton. Suami saya sampe ngga ngerti ada manusia yang ngga bosen nonton film bolak balik.
- Buku-buku Karangan Eva Ibbotson. Buku ini juga termasuk koleksi lawas saya, dan sampai sekarang pun masih ada di rak buku saya. Genre nya saya suka, begitupun ceritanya, ringan dan penuh imajinasi.

 

9. Punya Genre Buku Kesukaan
Ada 3 genre buku kesukaan saya, dulu dan sekarang masih sama : Children and Young Adult, Fantasy, Horror, dan Crime Fiction. 

10. Punya Penulis Favorit
Dulu dan sekarang pun masih sama. Tapi bisa jadi karena saya juga makin jarang baca buku sih, jadi ngga terlalu banyak nambah referensi nama-nama Penulis. Sampai sekarang saya masih menggemari karya-karya Andrea Hirata, Tere Liye, dan Sinta Yudisia. Untuk Penulis Luar saya menyukai J.R.R. Tolkien dan Eva Ibbotson. Bagi saya luar biasa seseorang bisa menciptakan sebuah dunia lewat tulisan. Dan kayanya ada lagi sih Penulis-Penulis yang saya suka, cuma lupa aja namanya.


11. Koleksi Pembatas Buku
Sejak nikah kayanya udah ngga lagi. Ngga kepikiran. Apa aja bisa jadi pembatas buku, kartu ATM, struk belanja, dll yang keliatan😁

12. Haraaam Ngelipet Kertas Buku
Kalo ini sampai sekarang. Dulu kalo ada temen pinjem buku selalu saya kasih pesen sponsor, "jangan dilipet-lipeeet." Kalo perlu dibekalin pembatas buku. 

13. Beli Buku Preloved
Dulu beli buku ya wajibul kudu beli yang baru. Sejak jadi emak2 beda lagi ceritanya. Sebisa mungkin kalo ada buku yang memang lagi saya incer ada preloved-nya di shopee atau tokped biasanya saya beli. Yang penting layak, masih bisa dibaca, murah pula, syukur kondisinya masih kaya baru. Tapi biasanya memang masih bagus2.

14. Baca e-Book
Jangankan dulu. Tahun 2020 bahkan saya masih rada anti baca e-book. Tahun 2022 lain cerita. Keranjang belanja saya di shopee dan tokped nambah item : e-book. Ini juga karena Pak Suami beli tablet e-reader. Jadilah klop, sayang kan ngga kepake. Tapi ini masih sebatas buku-buku bahasa Inggris aja, yang bacanya aja saya butuh perjuangan dan niat yang super tulus T.T Saya masih lebih cinta baca buku dengan wujud fisik.

Seiring dengan bertambahnya usia dan bertambahnya amanah, ada banyak yang berubah. Habits lama banyak yang terkikis, kuantitas jauh berkurang. Ngga hanya kuantitas buku yang dibaca, tapi juga kuantitas buku yang saya punya, sangat jauh berkurang. Ada yang memang harus saya relakan untuk dihibah karena pindah dari pulau ke pulau. Ada juga yang memang dijual karena pengen ngurangin barang di rumah. 

Saya mulai keinget lagi nulis soal buku ini gara-gara udah mulai kuliah lagi. Keranjang shopee dan tokped yang biasanya berisi beragam item, sekarang lebih banyak buku. Alhamdulillah kuliah ada hikmahnya, semangat baca buku timbul kembali. Mudah-mudahan terus membara dan nular ke anak-anak. Aamiin...

Catatan DFA Hari ke 01 - 13 : Mengenal Kamu, Dia, dan Semua

Ngga berasa diklat yang sedang saya ikuti sudah berjalan kurang lebih 2 minggu. Banyak sekali hal yang saya dapatkan selama mengikuti diklat, dan itu bukan soal materi diklatnya aja, tapi juga contoh semangat dan teladan profesi yang bisa saya ambil dari para peserta dan juga pemateri. Padahal mayoritas usia nya diatas saya, bahkan udah ada yang mau mendekati masa pensiun. Tapi semangat dan komitmen menuntut ilmunya masih membara. Kalo materi diklatnya sih masyaAllah, banyak banget ilmu yang didapat. 

Walaupun sangat excited, diawal-awal agak kwatir waktu baca jadwal diklatnya yang panjang dan padat. Kurang lebih pembagian waktu belajarnya; kelas teori 2 bulan, ditambah jadwal magang juga 2 bulan. Sempet mbatin sanggup ngga ini ngikutin diklatnya. Tapi setelah menjalani, akhirnya sekarang mulai menikmati ritmenya; ritme tiap hari ada tugas😅 Berasa ngulang masa kuliah dulu. Bedanya ngga ada kegiatan organisasi aja. Gara-gara ini intensitas penggunaan kafein dalam kehidupan sehari-hari pun bertambah. Sekarang hampir tiap hari makin mesra sama teh susu/kopi susu, cemilan, dan kantuk yang ditahan🗿

Tebak saya yang manaa?

Gambar diatas adalah salah satu bentuk materi di hari pertama, Dinamika Kelompok. Dimulai dengan sesi pengenalan seluruh peserta, sesi mengenal diri sendiri, dan tentu aja belajar bagaimana membina kerjasama yang baik. 

Just note to my self, catatan awal adalah, intinya sih jangan sampe ngga kenal seperti apa diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri dengan baik, kita jadi tau obat apa yang pas saat diri kita lagi di titik bawah, kita jadi tau pemantik apa yang cocok saat diri kita lagi butuh semangat. 

Mungkin pembelajaran mengenal diri sendiri udah kita dapet ya dari banyak media, entah itu dari buku, pembinaan, sosialisasi, dll. Namun ada kalanya saat di titik jenuh atau saat futur, sadar atau terkadang ngga sadar kita membiarkan orang lain mendefinisikan diri kita.

Catatan berikutnya adalah semangat menuntut ilmu yang tak dibatasi usia bahkan oleh keadaan apapun. Setiap peserta sudah dipastikan memiliki kendala dan tugas masing-masing selama diklat berlangsung. Entah itu kendala waktu, kesehatan, jaringan, tugas kantor, dan seabrek kepentingan lainnya. Namun tetep aja setiap hari kelas dipenuhi dengan kehadiran, pertanyaan-pertanyaan, dan excitement thalibun 'ilmi. Baru-baru ini ada peserta seorang Ibu yang kecelakaan motor, lumayan parah melihat foto yang dikirim ke grup WA dengan wajah bercucuran darah dan harus ke puskesmas.

Tapi luar biasanya beliau tetap mengikuti diklat dengan izin off cam dulu, terus sampai rumah beliau langsung kembali on cam lagi mengikuti diklat dengan kondisi habis dijahit dan wajah masih diperban. Bandingin dengan kondisi saya yang ruangan udah ada, jaringan udah ada, fasilitas udah ada, fisik masih sehat, kalaupun capek tapi masih mau ngeluh rasanya malu jika membandingkannya dengan kondisi rekan-rekan yang lain.

Tapi kadang sebagian kita masih mengambil sisi negatif dari kata "membandingkan" ini. "Membandingkan" menjadi stigma ketika diletakkan dalan suatu kondisi. Benar adanya membandingkan tak baik, tapi juga ngga selalu buruk. Ada kalanya "membandingkan" membuat kita terpacu, ada kalanya "membandingkan" membuat kita bersyukur. Look up to be inspired, look down to be grateful.

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pun akan ada titik di saat, entah itu usia ataupun pemahaman, dimana kita nantinya bisa memahami bagaimana nilai perbandingan ini, wujudnya negatif atau positif. Jika kata "membandingkan" hilang dari kamus mungkin rasa empati juga ikut terkikis. Saya mungkin bakal dengan gampangnya ngeluh capek, bosen, didepan orang yang mungkin tau atau tanpa saya tau kondisinya buruk/sedang buruk. Walaupun aslinya memang lagi capek, jenuh, pengen sendiri, terus pengen gampar emote patung totem di whatsapp, eh kok curhat wkwk

Catatan berikutnya yang saya noted adalah dari salah satu pemateri, mengenai penghargaan kita terhadap profesi kita sendiri. Kira-kira intinya kalo ada yang paling menghargai atau justru yang menjatuhkan sebuah profesi adalah si pemangku profesi itu sendiri. 

Jika si pemilik profesi menampilkan citra telat ke kantor adalah hal biasa, nonton film/youtube di jam kerja, jadwal bebas, lalu pulang sesuka hati. Kira-kira seperti itulah gambaran yang diambil oleh orang luar terhadap profesi itu; tidak berharga, sepele, atau bahkan tidak terlalu penting. Pun sebaliknya, jika yang tampil adalah wujud bertanggungjawab, proaktif, dan disiplin, seperti itu jugalah profesi itu bernilai di mata pihak luar. 

Catatan selanjutnya saya dapat dari efek diklat ini terhadap ritme hidup saya sehari-hari. Lumrahnya dengan tambahan jadwal diklat ini, seharusnya waktu saya berkurang banyak. Iya bener, memang kuantitasnya berkurang, tapi ngga nyangka quality time nya malah bertambah. Dari jadwal saya, suami, sampai anak-anak, entah itu olahraga, baca buku, bonding time, jalan-jalan, dll. Semuanya sekarang harus disempatkan dan dijalankan. Beda banget kalo ritmenya lagi terlalu senggang. Malah waktunya jadi beneran kosong terbuang ngga jelas buat apa, ngga produktif.  . 

Jadi memang bener pesan dari Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah :

Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil. (Al-Jawabul Kaafi, hal 56)

InsyaAllah kalo hubungan Rusia dengan Indonesia masih baik-baik aja, kelas teori masih berjalan kurang lebih sebulan lagi. Mudah-mudah terlewati dengan sangat baik, berkah, dan bermanfaat. aamiin...

Lampung, 24 Juni 2022
on the way fixing myself