Showing posts with label Review Drama / Film. Show all posts
Showing posts with label Review Drama / Film. Show all posts

Reply 1988 : Dialog Realita dan Romantika

Kalau The Lord of The Rings adalah satu-satunya Film yang saya tonton berulang kali, tapi kalo untuk Drama, titel tersebut jatuh pada Drama berjudul Reply 1988 (2015). Reply 1988 adalah Drama Korea bertema keluarga yang mengisahkan kehidupan lima keluarga bertetangga di lingkungan Ssangmun-dong, Seoul, dengan berlatar tahun 1988. Drama ini berfokus pada persahabatan erat antara lima orang sahabat yang terdiri dari Sung Deok Sun, Choi Taek, Kim Jung Hwan, Sung Sun Woo, dan Ryu Dong Ryong. 

Yang membuat saya sangat suka dengan drama ini karena ceritanya yang relatable, ngga berat, tapi punya emotional impact. Drama ini berhasil menyajikan cerita dengan permasalahan-permasalahan yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pun setiap karakter diperankan dengan sangat kuat oleh masing-masing pemerannya. Alasan lainnya, karena nuansa 80’an dan 90’an nya yang saya sukai, sederhana dan hangat. I love that kind of vibes.

Kalo memorable scenes banyak, tapi ada satu scene di episode 10 yang kayanya lumayan relate dengan topik obrolan saya dengan pak suami akhir-akhir ini : keuangan dan masa depan anak 😅 But later ya, saya mau cerita-cerita dramanya dulu.

Jadi back to the scene, ceritanya di scene ini Dong Ryong kabur dari rumah karena merasa ngga diperhatikan sama orangtuanya (Bapaknya Guru, Ibunya Pegawai Asuransi). Singkat cerita, Dong Ryong kemudian dijemput pake mobil oleh sahabat-sahabatnya dan yang nyupirin Kakak perempuan Deok Sun yang galak banget tapi baik hati, namanya Sung Bora. 

Ketika sudah sampai di rumah, si Dong Ryong ngga mau turun-turun dari mobil karena takut kena marah orangtuanya. Akhirnya Bora yang udah suntuk banget sambil kesel nasehatin si Dong Ryong untuk melihat dirinya sendiri. Bagaimana dia masih beruntung dibanding sahabatnya yang lain (yang emang susah banget), karena masih bisa makan enak, punya sepatu dan baju bagus, duit ngga susah minta, dan punya kamar sendiri. Bora bilang, 

"Anak yang sudah seusiamu itu lebih enak punya orangtua berduit

ketimbang orang tua yang ada disisimu."

Dilain pihak, kondisi Dong Ryong pada saat itu memang sedang berada pada fase paling rendah, dimana dia merasa tidak diperhatikan karena jarang ketemu dengan orang tuanya yang sibuk bekerja. Dan pada satu titik, waktu itu adalah momen ulang tahunnya, kedua orangtuanya lupa, makin-makin dia merasa sendiri dan ngga diperhatikan lalu memutuskan untuk kabur dari rumah.

Sementara di sisi Bora sendiri, kenapa dia sampai bisa ngomong kaya gitu, karena dia membandingkan dengan kondisi hidupnya sendiri. Bora tahu rasanya hidup kekurangan. Bora dan Saudarinya Deok Sun harus rela berbagi kamar, berbagi makanan, pakai pakaian lungsuran, bahkan tinggal di basement sempit rumah orang, berlima bersama Ayah, Ibu, dan Adik laki-laki mereka No Eul. Ayahnya ditipu sehingga Ibunya yang seorang Ibu Rumah Tangga harus pintar-pintar membagi gaji Ayahnya yang juga sudah dipotong utang.

Belum lagi pada masa itu (era 1980an), baik secara ekonomi, sosial dan politik, kondisi Korea Selatan sedang tidak stabil. Korea Selatan sedang mengalami masa transisi menuju sistem demokrasi. Salah satu momentum penting yang terjadi pada masa itu adalah Olimpiade Seoul 1988. Meskipun Korea Selatan sedang bersiap menunjukkan wajah modernnya kepada dunia, gejolak di dalam negeri belum mereda. Demonstrasi demi demonstrasi terus terjadi sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan dan tuntutan reformasi. Kondisi sosial-politik tersebut turut diangkat dalam drama ini. Mungkin ada 2 atau 3 scenes yang menampilkan suasana demonstrasi menjelang pelaksanaan Olimpiade Seoul 1988, dimana scenes ini sedikit memberi gambaran mengenai ketegangan sosial yang mewarnai kehidupan masyarakat Korea pada masa itu.

Jadi walaupun drama ini temanya adalah keluarga dan persahabatan, tapi didalamnya juga terdapat unsur sejarah dengan menampilkan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa pada tahun 1988. Karakter Bora sendiri digambarkan sebagai seorang aktivis yang menjadi representasi dari semangat perlawanan pada masa itu. 

Dari sebatas scene ini mungkin kita akan menilai permasalahan Dong Ryong sebenarnya tidak seberapa dibanding masalah Bora, Deok Sun, ataupun Sun Woo. Namun scene ini menunjukkan bahwa titik krisis orang itu berbeda-beda, ternyata setiap orang membawa lukanya masing-masing. Dong Ryong yang merasa diabaikan atau Bora yang hidup dalam keterbatasan. Keduanya terluka, tapi dari sudut yang berbeda. Ini mengingatkan kita bahwa setiap orang punya perjuangannya masing-masing yang ngga selalu bisa kita lihat dari luar.

Dong Ryong tidak kekurangan secara materi, tapi ia merasa kosong karena orang tuanya nyaris tak pernah hadir secara emosional. Menjadi reminder buat saya sebagai orangtua, bahwa kehadiran itu ngga kalah penting dari sekedar "mencukupi". Orangtua nggak harus sempurna, tapi hadir itu penting, bahkan walaupun kehadiran itu hanya berwujud perhatian sederhana.

Scene ini juga ngingetin kita bahwa seringkali kita hanya melihat apa yang kurang, tanpa menyadari apa yang masih kita punya. Bora dengan tegas mengingatkan bahwa dibanding orang lain, Dong Ryong masih punya banyak hal yang layak disyukuri. Our Prophet Muhammad  reminded us :

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Itulah yang lebih pantas. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu.”

(HR. Muslim, no. 2963)

Menjadi orang tua adalah tentang hadir. Secara fisik dan emosional. Bukan dalam artian hadir secara fisik 24 jam ya. Anak ketika menginjak usia tertentu juga udah ngga bakal mau ditemenin orang tuanya kemana-mana. Mereka suatu saat juga akan punya dunia sendiri. Hadir juga saya artikan sebagai menjadi teladan.

Di sisi lain, pada realitanya, menjadi orangtua juga berhubungan dengan tanggung jawab finansial untuk memenuhi hak-hak anak, dari kebutuhan dasar, kesehatan, pendidikan bahkan hingga biaya pernikahan. Ini yang menjadi bahan diskusi saya dan suami belakangan ini. Suatu saat, entah kapan, saya bilang ke suami, kami harus mempertimbangkan suatu pilihan yang sulit, yaitu untuk kembali merantau dan meng-upgrade pendidikan. Karena resiko menetap adalah stagnansi skill dan finansial. Bukan soal ambisi, tapi karena ingin bertumbuh, demi anak-anak kami, dan demi menjaga agar kami tetap bisa memenuhi peran kami sebagai orang tua secara utuh, termasuk secara finansial.

Kondisi finansial yang stagnan tidak akan membawa kami jauh. Apalagi kami punya prinsip untuk sebisa mungkin menghindari utang dalam bentuk apa pun jika tidak ada kedaruratan. Hingga kini untuk setiap kebutuhan dengan nominal yang besar, kami memilih menabung terlebih dahulu, meski butuh waktu lebih lama. Namun, cara hidup seperti ini tentu menuntut stabilitas dan pertumbuhan finansial yang cukup, bukan yang jalan di tempat.

Saya ingin memastikan bahwa ketika anak-anak kami tumbuh besar nanti, mereka ngga memikul beban yang seharusnya menjadi tanggung jawab kami. Terutama anak sulung, yang sering kali tanpa sadar dihadapkan pada tanggung jawab yang bukan miliknya. Saya ngga ingin anak sulung kami kelak harus memikul biaya adik-adiknya karena kami alpa dan lalai dalam mengatur keuangan kami sendiri. Tanggung jawab itu seharusnya milik kami, bukan warisan yang dibebankan kepada mereka.

Karena buat saya, yang memutuskan memiliki anak adalah kami sendiri, yang pengen menambah anak juga kami sendiri. Maka sudah seharusnya kami bertanggung jawab atas pilihan-pilihan kami itu. Saya ngga ingin anak-anak saya nanti memikul sisa beban yang ngga mereka pilih. Saya ingin berjuang hari ini, agar mereka ngga harus menanggung "estafet beban" di kemudian hari.

Saya sadar banget kami berdua sebagai orangtua nggak bisa mempersiapkan segalanya dengan sempurna, mengingat seabrek kekurangan yang ada di diri kami. Jadi sebelum meminta anak-anak kami mandiri, terlebih dahulu kami harus berjuang dan bertanggung jawab dengan pilihan kami sendiri.

Pada akhirnya, menjadi orang tua adalah proses belajar yang panjang. Menjadi orangtua bukan tentang menjadi sempurna. Tapi tentang terus belajar, hadir, dan berusaha memenuhi tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.

"Saat kakakmu lahir, kami khawatir bagaimana mengajarinya. Saat kau lahir, kami khawatir bagaimana membesarkanmu. Dan saat adikmu lahir, kami khawatir bagaimana menjadikannya orang baik. Para Ayah tidak secara otomatis menjadi Ayah saat anaknya lahir. Ini pertama kalinya aku menjadi Ayah, jadi... tolong beri kami kelonggaran."

(Sung Dong-Il, Reply 1988, episode 1) 


Seorang Teman Seperti Samwise Gamgee

Beberapa hari ini maraton nonton Trilogi The Lord of the Rings (The Fellowship of The Ring, The Two Towers, dan The Return of The King). Dari semua film yang pernah saya tonton, The Lord of the Rings adalah satu-satunya trilogi yang sering saya tonton ulang. Mungkin karena saya penggemar bukunya, juga penulisnya (J.R.R. Tolkien). Bayangkan saja, seseorang mampu menciptakan sebuah dunia baru yang kompleks lewat tulisan, bahkan sampai menciptakan beberapa bahasa. Fyi, Tolkien menciptakan kurang lebih 15 bahasa fiksi (bahasa elf, bahasa dwarves, bahasa orc, bahasa entish, bahasa mordor, bahasa mannish, dan bahasa valarin). It really blows my mind. Only a genius can do that.

Tapi bukan hanya karena itu. Saya juga terkesan oleh nilai-nilai yang dibungkus begitu indah dibalik petualangan para tokohnya. Film ini tidak hanya epik dari segi cerita dan visual, tapi juga menyentuh dari sisi emosional dan moral. Saya rasa karena buku ini ditulis Tolkien berdasarkan pengalamannya sendiri pada Perang Dunia I (1914). Konon, bahkan ada yang menganggap kisah di buku ini seperti kisah peperangan akhir zaman karena narasinya yang mirip.

Ada banyak memorable scenes dalam film ini, salah satunya adalah adegan peperangan antara Pasukan Gondor dan Pasukan Sauron di Kota Osgiliath (The Two Towers). Adegan yang tidak hanya menguras emosi, tetapi juga menyentuh nilai-nilai terdalam tentang harapan, persahabatan, dan perjuangan. Saat itu, Frodo nyaris tak sanggup melanjutkan perjalanan ke Mordor. Kekuatan jahat dari cincin Sauron yang ia bawa perlahan menggerogoti kewarasannya, membuat Frodo nyaris melakukan hal yang tak pernah ia bayangkan: Frodo hampir membunuh sahabatnya sendiri, Samwise Gamgee. Untungnya, Frodo tersadar sebelum semuanya terlambat. Namun hal itu membuatnya begitu terguncang dan putus asa. Dalam keterpurukannya, ia berkata dengan sedih, "Aku tak bisa melakukan ini, Sam."

Dan kemudian sambil menangis, Sam menjawab:

"Aku tahu. Semua ini salah. Seharusnya kita tak berada disini. Tapi kita disini."

Sam melanjutkan perkataannya lagi :

"Ini seperti dalam kisah-kisah hebat, Tuan Frodo. Kisah yang sungguh penting. Penuh dengan kegelapan dan bahaya. Terkadang kau tak ingin tau akhir ceritanya. Karena bagaimana mungkin akan berakhir bahagia? Bagaimana mungkin dunia akan kembali seperti sediakala saat banyak hal buruk terjadi. Tapi pada akhirnya, hal itu hanya sesuatu yang melintas, bayangan ini, bahkan kegelapan sekalipun pasti berlalu. Hari baru akan datang. Ketika mentari bersinar, cahayanya akan lebih terang. Kisah-kisah yang selalu kau ingat itulah yang memiliki hikmah. Meskipun kau terlalu kecil untuk memahami alasannya. Tapi kurasa Tuan Frodo, aku rasa aku paham. Kini aku tahu. Tokoh-tokoh dalam kisah itu punya banyak kesempatan untuk kembali, hanya saja mereka tidak melakukannya. Mereka terus maju, karena mereka meyakini sesuatu."

Didalam keputusasaannya Frodo bertanya pada Sam:

"Apa yang kita yakini, Sam?"

Dan Sam menjawab :

"Bahwa masih ada hal-hal baik di dunia ini, Tuan Frodo.

Dan hal itu layak diperjuangkan."

 

(Image source : quora.com)

Yang membuat adegan ini begitu kuat bukan saja karena kejujuran emosi yang dihadirkan, serta terlihatnya sisi yang sangat manusiawi (seperti keraguan, kelelahan, ketakutan, harapan), tapi adegan ini juga somehow relate dengan kondisi dunia kita sekarang. Betapa disisi lain dunia sudah kacau, sangat gelap, dan sangat kejam namun diisi oleh orang-orang yang tetap kokoh berjuang dalam keyakinannya. Dan disisi dunia yang lain, lebih-lebih kacaunya, hanya saja terisi oleh orang-orang yang terlena. Yang ngga sadar betapa dekatnya kehancuran di depan mata. Tapi kembali lagi, adegan ini memiliki poin penting yang mengingatkan kita bahwa di tengah semua kekacauan itu, masih ada hal-hal baik yang patut diperjuangkan. Masih ada kebaikan, meski kecil. Masih ada keberanian. Masih ada harapan.

Dalam hidup, sudah pasti kan ya ada beban yang harus kita pikul, entah itu luka masa lalu, kegagalan, tekanan hidup, atau situasi yang membuat kita merasa kecil dan ngga berdaya. Ada saat-saat dimana kita mau nyerah aja, hidup gagal banget, menyentuh fase terendah. Dan garis bawahi titik rendah tiap orang itu berbeda-beda, so let it be. Tapi di titik-titik terendah itu, kisah Sam menjadi penting. Kisah si Sam ini nunjukin bahwa kekuatan bukan cuma milik mereka yang terlihat hebat. Kadang, justru yang paling kuat adalah mereka yang diam-diam bertahan. Yang milih tetap percaya, yang tidak pernah pergi meskipun tidak diminta untuk tinggal. Mereka yang mungkin tak pernah disebut sebagai pahlawan, tapi tanpanya, cerita ngga akan pernah sampai di titik akhir.

Di perjalanan mereka selanjutnya menuju Mordor, Sam berjalan dibelakang Frodo sambil menceritakan tentang kehebatan Frodo dalam petualangan mereka ini, namun Frodo menoleh dan memandang Sam dengan sedih, kemudian berkata :

"Kau melewatkan salah satu tokoh utamanya. Samwise Sang Pemberani. Frodo tak akan pernah mencapai sejauh ini tanpa Sam."

Begitulah dalam perjalanan, kadang ngga selalu kita yang menjadi pahlawan utama. Terkadang, seperti Frodo, kita hanya bisa terus berjalan karena ada "Sam" di sisi kita, mereka yang diam-diam menopang, menguatkan, dan tak pernah menyerah pada kita, bahkan saat kita menyerah pada diri sendiri. Dan mungkin, dalam hidup ini, kita tidak selalu tahu peran kita. Kita tak selalu jadi Frodo, atau Aragorn, atau Gandalf. Tapi mungkin, ada saat kita pernah menjadi Sam bagi seseorang. Atau mungkin, seseorang pernah menjadi Sam bagi kita. Yang paling penting lagi, bahwa harapan itu nyata, bahwa kebaikan, sekecil apa pun, adalah sesuatu yang selalu layak untuk diperjuangkan.

Kisah si Sam juga mengingatkan kita bagaimana seorang teman bisa sangat mempengaruhi terhadap bagaimana kita bersikap, merasakan, berpikir, bahkan mengambil keputusan. I think that's why our Prophet Muhammad  warned us to be careful in choosing friends. 

Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa)

Di akhir cerita, bisa jadi kita sendiri bukan lagi orang yang sama seperti diri kita di awal cerita, dan itu tidak apa-apa.

Ruang suntuk, 15 Juni 2025

TTD 

Si-Paling-Pengen-Nyerah-Tapi-Ngga-Nyerah2



Revenant (2023) : Drama Rasa Film Horor


Judul Drama: Revenant / The Devil / Akkwi
Genre : Mystery, Thriller, Horror
Jumlah Episode : 12
Tanggal Rilis : 23 Juni - 29 Juli 2023
Director : Lee Jung-Lim
Penulis : Kim Eun-Hee
Cast : Kim Tae-Ri, Oh Jung-Se, Hong Kyung
"Hantu itu tidak ada. Manusia lebih menakutkan daripada hantu."
Gu San-Yeong, Episode 1 
Sekilas Tentang Revenant
Drama ini berkisah tentang Gu San-Yeong (Kim Tae-Ri) yang dirasuki oleh Roh Jahat setelah datang ke upacara pemakaman Ayahnya, Profesor Gu Gang-Mo (Jin Seon-Kyu). Profesor Gu Gang-Mo adalah seorang Profesor Folklore (spesialis kebudayaan seperti, cerita rakyat, legenda, mitos, dan seni di masyarakat). Kematiannya yang mencurigakan namun akhirnya disimpulkan sebagai bunuh diri. 

Gu San-Yeong sendiri mengetahui Ayahnya adalah Profesor Gu Gang-Mo setelah kabar kematian Profesor Gu Gang-Mo diberitahu oleh Ibunya sendiri yang bernama Yoon Gyeong Moon (Park Ji-Young). Sebelumnya Gu San Yeong tidak mengetahui bahwa dia memiliki seorang Ayah, karena sejak ia kecil ibunya selalu mengatakan bahwa Ayahnya sudah meninggal.

Di upacara pemakaman Ayahnya untuk pertama kalinya Gu San-Yeong bertemu dengan Neneknya. Disini Neneknya menyerahkan wasiat dari Ayahnya berupa kotak yang berisi sebuah aksesoris rambut anak kecil berwarna merah.

Di upacara pemakaman ini Gu San-Yeong juga tak sengaja bertemu dengan Profesor Folklore lainnya, yaitu Profesor Yeom Hae-Sang (Oh Jung-Se). Profesor Yeom Hae-Sang memiliki kemampuan untuk melihat hantu. Saat berpas-pasan dengan Gu San-Yeong, Profesor Yeom Hae-Sang segera menyadari, bahwa Gu San-Yeong telah dirasuki oleh Roh JahatRoh Jahat yang sama yang telah membunuh Ibu dan Ayahnya belasan tahun yang lalu.

My Review
Baru pertama kali nonton drama feel-nya feel film horor. Biasanya beda kan horor drama sama horor di film. Tapi ternyata nonton drama ini berasa lagi nonton film horor asia donk. Ngga berani nonton malem2. 

Memang ngga melulu gloomy suasana dramanya. Tapi kalo udah pas scene horornya tiba, beneran lighting, setting, angle, dan karakter yang dimainkan oleh aktornya, dalam hal ini, Kim Tae-Ri dan Oh Jung-Se (applause dulu) bikin saya kaget, atau kalo ngga siap2 nutup layar hp separo (jaga2 kalo kaget). Apalagi scene kalo Gu San-Yeong lagi kesambet. Bikin bergidik.

Kalo menurut saya sebenernya tema cerita dramanya klise, orang yang dirasuki oleh Roh Jahat. Tapi karena lihat jajaran cast-nya perkiraan di awal dramanya kayanya bakal bagus. Dan bener donk, drama ini berhasil menggiring saya untuk menyimpulkan pelaku tertuju pada 1 tersangka, padahal.... (nonton sendiri hehe). 

Salah satu penyebabnya karena flashback scenes untuk melengkapi isi ceritanya ditampilkan secara bertahap. Hingga mendekati akhir episode baru kepingannya hampir lengkap, baru kita paham kenapa begini dan kenapa begitu, dan baru keliatan cerita seutuhnya.

Karena beberapa karakternya berkaitan dengan folklore korea, maka dalam drama ini pun diselipkan kisah sejarah, adat istiadat, legenda, mitos, hingga latar belakang kesenian yang ada di Korea. 

Kemudian pendalaman karakter yang dilakukan tokoh utama menjadi kelebihan drama ini juga. Drama ini mungkin ngga dibintangi dengan flower boys, tapi kalo liat cast-nya, jelas ngga diragukan lagi drama ini diisi dengan aktor dan aktris senior Korea Selatan, seperti Kim Tae-Ri, Oh Jung-Se, Jin Seon-Kyu, Park Ji-Young dan lain-lain. Penulis drama ini, Kim Eun Hee, juga merupakan Penulis drama terkenal korea yang telah melahirkan beberapa karya terkenal, seperti Signal (2016), Kingdom (2019), Kingdom : Ashin of The North (2021), dan Jirisan (2021).

Poin-poin penting di drama ini yang bakal menimbulkan pertanyaan :
- Kenapa Ibu Gu San-Yeong tidak memberitahu bahwa Ayahnya selama ini masih hidup?
- Apa kaitannya Gu San-Yeong dengan Profesor Yeom Hae-Sang?
- Mengapa Ayahnya justru mewariskan benda terkutuk kepada Gu San-Yeong?
- Apa hubungan keluarga Profesor Yeom Hae-Sang dengan Roh Jahat tersebut?
- Mengapa Roh Jahat tersebut malah ingin Gu San-Yeong dan Profesor Yeom Hae-Sang menemukan 5 benda keramat yang justru bisa menyegelnya?
- Siapa sebenarnya nama asli Roh Jahat tersebut?
- Bagaimana Roh Jahat tersebut menjadi Hantu Pendendam?

Yang kurang, selain jumlah episodenya, mungkin scenes cerita mengenai kehidupan Profesor Gu Gang Mo juga berasa kurang, karena kan dia kunci penting dalam cerita ini. Seharusnya agak lebih banyak lagi cerita tentang latar belakangnya. Imho ya. Overall dramanya memuaskan. Pengennya ada season 2 nya nih. 

Daftar Drama dan Film Korea dengan Genre Thriller / Kriminal

Beberapa waktu lalu saya sempat mereview drama korea berjudul SIGNAL (2016) yang sukses bikin saya harap-harap cemas sama keberadaan season keduanya. Bonusnya, saya dapet rekomendasi beberapa film dan drama korea dengan genre sejenis dari teman-teman saya di facebook.

Setelah nge-list rekomen-rekomen yang masuk di note henpon, segera tangan ini ngotak-atik asianwiki dan wikiped buat baca-baca sinopsis. Ternyata rekomennya memang keren-keren. Duh, kemana aja sih selama ini 

Berikut beberapa daftar drama dan film Korea dengan genre crime ataupun thriller yang bakal masuk antrian watch-list saya. Selebihnya ntar saya update kalo nemu drama thriller yang bagus-bagus lagi.

1. Missing Noir M (2015)
  • Drama: Missing Noir M (literal title)
  • Revised romanization: Siljongneuwareu M
  • Hangul: 실종느와르 M
  • Director: Lee Seung-Young
  • Writer: Lee Yoo-Jin
  • Network: OCN
  • Episodes: 10
  • Release Date: March 28 - May 30, 2015
SINOPSIS. Gil Soo-Hyun (Kim Kang-Woo) adalah pria jenius. Dia berhasil masuk kuliah di Harvard University pada usia 10 tahun. Lulus dari Harvard, dia memutuskan untuk bekerja di FBI dan bekerja disana selama 10 tahun. Setelah itu, ia memutuskan untuk kembali ke Korea Selatan dan bekerja sebagai pemimpin Satuan Khusus Orang Hilang. Walau tampilannya sempurna, namun Gil Soo-Hyun menyimpan sebuah rahasia.

Di satuan tersebut dia menjadi partner Detektif Oh Dae-Young (Park Hee-Soon) yang telah bekerja sebagai detektif selama 20 tahun dan memiliki sense of justice yang kuat. Ia dikenal sebagai master kasus orang hilang. Bersama-sama mereka akan menangani kasus-kasus tersulit untuk dipecahkan.

 2. Phantom Detective (2016)
  • Movie: Phantom Detective (English title) / Detective Hong Gil-Dong: Disappeared Village (literal title)
  • Revised romanization: Tamjung Honggildong: Sarajin Maeul
  • Hangul: 탐정 홍길동: 사라진 마을
  • Director: Jo Sung-Hee
  • Writer: Jo Sung-Hee
  • Release Date: May 4, 2016
  • Runtime: 125 min.
SINOPSIS. Hong Gil-Dong (Lee Je-Hoon) menjalankan sebuah kantor detektif ilegal bersama Presiden Hwang (Go Ara). Mereka mencoba untuk membongkar kejahatan para kriminal mengikuti kehendak mendiang ayah Presiden Hwang. Hong Gil-Dong mampu melacak keberadaam hampir setiap penjahat dalam waktu satu jam atau kurang, kecuali Kim Byeong-Duk (Park Geun-Hyung) yang telah berhasil menghindarinya selama bertahun-tahun. Kim Byeong-Duk adalah orang yang membunuh ibu Hong Gil-Dong.

Akhirnya, Hong Gil-Dong mengetahui lokasi Kim Byeong-Duk dan kemudian pergi kesana saat larut malam. Tepat sebelum ia tiba, Kim Byeong-Duk diculik dan hanya kedua cucunya, Dong-Yi (Roh Jeong-Eui) dan Mal-Soon (Kim Ha-Na) yang tersisa. Karena ingin membalas dendam, Hong Gil-Dong membawa Dong-Yi dan Mal-Soon untuk menemukan kakek mereka. Namun segera Hong Gil-Dong menemukan dirinya sedang melawan sebuah organisasi yang kuat dan sangat gelap bernama Gwangeunhwe Ultra.

3. Gap-dong (2014)
  • Drama: Gap Dong
  • Revised romanization: Gapdongi
  • Hangul: 갑동이
  • Director: Jo Soo-Won
  • Writer: Kwon Eum-Mi
  • Network: tvN
  • Episodes: 20
  • Release Date: April 11 - June 21, 2014
SINOPSIS. Pada tahun 1996, (fiksi) Kota Iltan di Provinsi Gyeonggi: Seorang gadis muda dibunuh secara brutal oleh orang tak dikenal pada malam yang gelap. Total sudah ada sembilan kasus pembunuhan dalam radius dua belas kilometer sejak tahun 1993 di kota ini. Polisi menyimpulkan bahwa orang yang mereka juluki "Gap-dong" ada di balik kejahatan tersebut.

Tapi detektif Yang Cheol-gon yakin bahwa pembunuh sebenarnya Ha Il-sik, intelektual yang juga merupakan penduduk kota Iltan. Untuk membuktikan dirinya tidak bersalah Ha Il Sik bunuh diri. Kematiannya mengilhami anaknya Moo-Yeom menjadi seorang polisi untuk membersihkan nama ayahnya dan mengembalikan kehormatannya.

Tujuh belas tahun kemudian, Moo-Yeom adalah seorang detektif polisi yang menghabiskan karirnya mengejar jalan buntu dan membantu anak-anak nakal. Setelah undang-undang pembatasan pada kasus Gap-dong berakhir, Moo-Yeom pun mengundurkan diri pada keyakinan bahwa Gap-dong sudah mati. Tapi kemudian serangkaian insiden terjadi di kota yang memiliki kemiripan menakutkan dengan kejahatan Gap-dong.

4. Special Affairs Team Ten (2011 - 2012)
  • Drama: Special Affairs Team TEN
  • Revised romanization:Teugsusageonjeondamban TEN
  • Hangul: 특수사건전담반 TEN
  • Director: Lee Seung-Young
  • Writer: Lee Jae-Gon
  • Network: OCN
  • Episodes: 9
  • Release Date: November 18, 2011 - January 20, 2012
SINOPSIS. "Special Affairs Team TEN" adalah unit investigasi kriminal yang menangani kejahatan paling kejam di Korea Selatan. Kejahatan-kejahatan ini biasanya memiliki kurang dari tingkat 10% penangkapan. Mereka mengejar para pembunuh yang paling terkenal yang mencoba untuk melakukan kejahatan dengan sempurna.

Yeo Ji-Hoon (Joo Sang-Wook) adalah mantan detektif top-notch, tapi sekarang bekerja sebagai seorang profesor. Dia kemudian menjadi pemimpin Special Affairs Team TEN. Nam Ye-Ri (Jo An) telah menjadi detektif selama 4 tahun. Dia bergabung dengan Special Affairs Team TEN karena kekuatan penalaran psikologisnya. Baek Do-Sik (Kim Sang-Ho) 24 tahun veteran detektif. Dia memiliki intuisi yang tajam. Bae Do-Sik juga bergabung dengan Special Affairs Team TEN. Sedang Park Min-Ho (Choi Woo-Sik) adalah seorang detektif baru. Dia bergabung dengan Special Affairs Team TEN setelah mengesankan Profesor Yeo Ji-Hoon dengan kekuatan penalarannya.

5. Bad Guys (2014)
  • Drama: Bad Guys (literal title)
  • Revised romanization: Nappeun Nyeoseokdeul
  • Hangul: 나쁜 녀석들
  • Director: Kim Jung-Min
  • Writer: Han Jung-Hoon
  • Network: OCN
  • Episodes: 11
  • Release Date: October 4 - December 13, 2014
SINOPSIS. Untuk mengatasi kenaikan jumlah kejahatan, Kepolisian meminta Detektif Oh Goo-Tak (Kim Sang-Joong) untuk membentuk tim yang terdiri dari para penjahat. Detektif Oh Goo-Tak saat ini ditangguhkan dari kepolisian karena menggunakan kekuatannya secara berlebihan. Detektif Oh Goo-Tak mengumpulkan anggota tim: Park Woong-Cheol (Ma Dong-Seok) yang merupakan gangster, Lee Jung-Moon (Park Hae-Jin) yang merupakan pembunuh berantai termuda dengan kecerdasan luar biasa dan Jung Tae-Soo (Jo Dong-Hyuk) yang merupakan pembunuh bayaran. Juga, Polisi Inspektur Yoo Mi-Young (Gang Ye-Won) bergabung dengan tim.

6. The Devil / The Lucifer
  • Drama: The Lucifer / The Devil / Devil Times
  • Revised romanization: Mawang
  • Hangul: 마왕
  • Director: Park Chan-Hong
  • Writer: Kim Ji-Woo
  • Network: KBS2
  • Episodes: 20
  • Release Date: March 21 - May 24, 2007
SINOPSIS

Serial ini berkisah tentang dua orang yang ditakdirkan untuk menghadapi satu sama lain. Pun dengan tokoh-tokoh lainnya. Mereka terhubung oleh sebuah insiden pembunuhan 12 tahun lalu.

Kisahnya diawali dengan potongan gambaran “penglihatan” dari seorang gadis kecil. Gambaran penglihatan tersebut merupakan potongan-potongan kejadian pembunuhan seorang siswa sekolah tidak jauh dari lokasi gadis kecil itu berdiri. Gadis kecil tersebut menjadi saksi pertama atas kasus pembunuhan tersebut, namun kesaksiannya diabaikan karena dianggap tidak masuk akal.

Dua belas tahun kemudian, detektif Kang Oh-soo (Um Tae-woong) menerima sebuah surat dan sebuah kartu tarot yang bertulis “judgement”. Dan permainan kemudian dimulai diantara semua pelaku, korban, dan orang-orang yang pernah berhubungan dengan kasus pembunuhan 12 tahun lalu tersebut, bagaimana setiap pihak berupaya untuk mengungkap sebuah kebenaran yang pahit.

*yang ini sudah saya review. bisa dibaca disini >> THE DEVIL REVIEW

7. Partners For Justice (2018)
  • Drama: Investigation Couple (English & literal title) / Partners for Justice (English title)
  • Revised romanization: Gumbeobnamnyeo
  • Hangul: 검법남녀
  • Director: No Do-Cheol
  • Writer: Min Ji-Eun, Won Young-Sil
  • Episodes: 32
  • Release Date: May 14 - July 17, 2018
Salah satu drama yang masuk watch-list saya di VIU. Tapi belum sempet-sempet nontonnya. Kadang buka VIU eh udah ada episode running man atau hello counselor yang baru :D batal deh mau ngeklik drama ini.

SINOPSIS. Baek Beom (Jung Jae-Young) telah bekerja sebagai dokter forensik selama 10 tahun. Dia memiliki kepribadian yang buruk, tetapi dia sangat baik dengan pekerjaannya. Baek Beom tidak membuka pikirannya kepada orang lain. Eun Sol (Jung Yoo-Mi) adalah jaksa pemula dengan hati yang hangat. Dia memiliki kepribadian yang cerah dan dia berasal dari latar belakang keluarga kaya. Dokter forensik dan jaksa bekerja sama untuk memecahkan kasus.




Nah, sepertinya segitu dulu. Sebenernya ada satu lagi film tahun 2003, judulnya Memories of Murder. Film ini banyak banget dapet Awards. Tapi tema kasus di film ini sama dengan serial Gap-dong.  Makanya jadi bingung masukin watch-list apa ngga  Review nyusul, soalnya belum ditonton semua. Kalau sudah ntar tak link. Happy smart watching!

*beberapa sinopsis diterjemahkan dari asianwiki dan wikipedia

8. The Guest (2018)
The Guest-p001.jpg
  • Drama: The Guest (English title) / Hand: The Guest (literal title)
  • Revised romanization: Son: The Guest
  • Hangul: 손: The Guest
  • Director: Kim Hong-Sun
  • Writer: Seo Jae-Won, Kwon So-Ra
  • Episodes: 16
  • Release Date: September 12 - November 1, 2018
SINOPSIS. Pada tahun 1998, warga desa Gyeyangjin mulai dirasuki dan dibunuh oleh arwah yang bernama Sohn.Seorang anak kecil, Yoon, kehilangan kedua orangtuanya karena kakaknya dirasuki arwah tersebut. Seorang cenayang, Hwa Pyung, juga dirasuki dan membuat ibunya tewas.

9. The Ghost Detective (2018)
The Ghost Detective-P1.jpg
  • Drama: The Ghost Detective (English title) / Today's Private Investigator (literal title)
  • Revised romanization: Oneului Tamjung
  • Hangul: 오늘의 탐정
  • Director: Lee Jae-Hoon
  • Writer: Han Ji-Wan
  • Network: KBS2
  • Episodes: 32
  • Release Date: September 5 - October 31, 2018
SINOPSIS. Da Il dan Sang Soeb mengelola agen penyelidikan yang akan segera bangkrut. Suatu hari, seorang klien mendatangi mereka dan meminta menyelidiki seorang anak yang hilang. Namun, makin Da Il menggalinya, kasus itu makin aneh.



Nah, sepertinya segitu dulu. Sebenernya ada satu lagi film tahun 2003, judulnya Memories of Murder. Film ini banyak banget dapet Awards. Tapi tema kasus di film ini sama dengan serial Gap-dong.  Makanya jadi bingung masukin watch-list apa ngga  Review nyusul, soalnya belum ditonton semua. Kalau sudah ntar tak link. Happy watching!

*referensi : google, viu, asianwiki, wikipedia.